JAKARTA, KOMPAS.com – Mantan Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Tjahjo Kumolo mengakui dirinya ikut dalam pertemuan dengan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad menjelang pelaksanaan pemilihan presiden 2014. Tjahjo mengaku hanya sekali bertemu Abraham.
Namun, Tjahjo menyebut bahwa pertemuan itu hanyalah obrolan ringan bersama empat orang lainnya. Tjahjo mengaku tidak ada yang aneh dalam pertemuan dengan Abraham itu. Sebagai seorang yang tidak berperkara, ia merasa bisa bertemu dengan siapa saja, termasuk Abraham.
“Saya kan orang bebas, bukan terdakwa, tersangka, bukan pengacara bukan dalam putaran kasus, yah tentu ketemu dengan semua orang masa nggak boleh? Toh ketemunya tidak empat mata,” kata Tjahjo di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (4/2/2015).
Tjahjo menyebutkan bahwa pertemun itu terjadi pada bulan April 2014. Dalam pertemuan itu, lanjut dia, tidak ada hal serius yang dibahas. Tjahjo mengaku ikut dalam pertemuan itu lantaran diajak oleh teman yang juga teman dari Abraham.
“Omong kosong namanya ketemu, kita minta saya diajak ketemu temen kok, temennya beliau, sekadar ketemu saja, namanya ketemu, nggak ada agenda khusus. Nggak serius toh? Yang serius katanya yang pertemuan-pertemuan berikutnya, jadi saya nggak ikut-ikut. Wong 10 mata nggak ada yang serius,” ucap Tjahjo.
Saat ditanya mengapa pihak PDI-P baru mengungkap pertemuan itu sekarang dan tidak melaporkan ke Komisi Etik KPK sejak lama, Tjahjo berkilah. (baca: Tjahjo Kumolo Tidak Hadir di Komisi III Bahas Abraham Samad)
“Ini nggak ada hubungan dengan PDI-P, nggak ada hubungan dengan partai. Saya ketemu saja, wong diajak temennya Pak Abraham,” imbuh Menteri Dalam Negeri itu.
Tuduhan Abraham melakukan manuver politik pertama kali diungkap oleh pelaksana pelaksana tugas Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristianto. Menurut Hasto, pertemuan pihaknya dengan Abraham terjadi sebanyak enam kali, salah satunya diikuti Tjahjo.
Menurut Hasto, Abraham melakukan lobi politik untuk memuluskan keinginannya menjadi calon wakil presiden bagi Joko Widodo. Namun, Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri memutuskan Jusuf Kalla sebagai pendamping Jokowi.
Hasto sudah menjelaskan mengenai pertemuan tersebut saat diperiksa Bareskrim Polri dan dihadapan Komisi III DPR. (baca: Serang Abraham, Hasto Mengaku Tak Punya Niat Melemahkan KPK)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.