JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono mengaku bahwa banyak pihak yang memintanya untuk membantu menyelesaikan kemelut antara Polri dan Komisi Pemberantasan Korupsi. Namun, SBY merasa tepat dan bijak jika dirinya tetap menahan diri.
"Lebih tepat & bijak jika saya tetap menahan diri & tidak ikut meramaikan kemelut ini, apalagi jika menambah rumitnya permasalahan," kata SBY dalam akun Twitter-nya, @SBYudhoyono, Rabu (4/2/2015).
SBY menilai persoalan tersebut tidak sangat rumit dan solusinya sudah tersedia. Ia juga yakin Presiden Joko Widodo bisa mengatasinya.
Menurut SBY, yang terpenting saat ini adalah KPK dan Polri dapat diselamatkan dan bisa kembali menjalankan tugas, terutama dalam pemberantasan korupsi.
"Meskipun banyak yg meminta, lebih baik saya tidak bertemu Pak Jokowi. Bisa menimbulkan prasangka: 'mengintervensi & mempengaruhi'," kata Ketua Umum Partai Demokrat itu.
Presiden Jokowi sudah menegaskan akan mengambil keputusan terkait polemik pergantian kepala Polri pada pekan depan. Menurut Jokowi, masih ada beberapa hal yang harus diselesaikan sebelum dirinya mengambil keputusan final, apakah melantik atau tidak Komisaris Jenderal Budi Gunawan sebagai kepala Polri.
"Saya selesaikan semuanya minggu depan. Ada yang harus saya selesaikan dulu, dirampungkan dulu," kata Jokowi, di Gedung Bidakara, Jakarta, Rabu (4/2/2015). (Baca: Minggu Depan, Jokowi Ambil Keputusan soal Budi Gunawan)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.