Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/01/2015, 08:41 WIB
Fathur Rochman

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Pertemuan antara Presiden Joko Widodo dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto bukan tanpa makna. Pengamat politik dari Universitas Gadjah Mada, Arie Sudjito, mengatakan, pertemuan itu dilakukan Jokowi untuk mengurangi tekanan dari partai politik pendukungnya yang menginginkan Komisaris Jenderal Polisi Budi Gunawan tetap dilantik sebagai kepala Polri.

Menurut Arie, Jokowi berada dalam posisi dilematis, apakah mengikuti kehendak rakyat atau kehendak partai.

"Kekhawatiran Jokowi besar. Kalau ikuti kehendak rakyat, bertentangan dengan PDI-P. Sementara itu, (jika sebaliknya) rakyat menentang. Nah, dia (Jokowi) butuh dukungan," ujar Arie, saat dihubungi Kompas.com, Jumat (30/1/2015).

Arie mengatakan, jika Jokowi mengambil keputusan yang bertentangan dengan keinginan partai, posisinya tidak kuat jika hanya mengandalkan dukungan rakyat. Oleh karena itu, Arie menganggap pertemuan dengan Prabowo merupakan bagian dari manuver Jokowi menggalang dukungan di luar koalisi.

"Kalau Jokowi hanya dengan dukungan rakyat, itu tidak kuat, makanya dia pakai kekuatan itu. Itu untuk menambah 'energi' Jokowi," kata Arie.

Arie meyakini, manuver yang dilakukan Jokowi ini akan mampu mengurangi tekanan dari partai-partai pendukung. Partai pendukung, kata dia, akan berhitung dan bersikap realistis terhadap manuver Jokowi tersebut. Jika tetap memaksakan pelantikan Budi Gunawan, mereka harus membayar mahal karena telah berseberangan dengan Jokowi dan arus rakyat.

"Mereka realistis untuk menyelamatkan reputasi partai, atau tetap memaksakan pencalonan Budi Gunawan dengan konsekuensi reputasi partai akan jatuh," kata Arie.

Mengantongi dukungan Prabowo

Sebelumnya, pada Kamis (29/1/2015), Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menemui Presiden Joko Widodo di Istana Bogor, Jawa Barat. Tidak disangka, Prabowo hadir di tengah agenda Presiden mengadakan pertemuan dengan para bupati dari Provinsi Sulawesi sampai Papua Barat. Pertemuan itu tidak berlangsung lama, sekitar satu jam.

Seusai pertemuan, Prabowo menjelaskan, pertemuan tersebut merupakan kunjungan balasan karena ia belum menyambangi Jokowi setelah dilantik sebagai Presiden.

"Baru saja saya diterima Pak Presiden. Dalam pertemuan singkat ini, saya ingin membalas kunjungan beliau ke saya waktu beliau mau dilantik. Waktu mau dilantik, beliau kunjungi saya. Bagi orang Timur mengerti tata krama, saya mohon untuk diterima beliau di kediaman resmi beliau," ujar Prabowo.

Selain itu, Prabowo juga ingin melaporkan kepada Presiden bahwa dirinya dipilih sebagai Presiden Federasi Pencak Silat Dunia. Ia meminta kepada Presiden untuk bersedia diangkat sebagai pendekar pencak silat Indonesia.

"Mohon beliau terima federasi pencak silat dan ikatan pencak silat Indonesia, dan beliau berkenan menerima. Tradisi kita selama ini, setiap presiden adalah pendekar utama pencak silat Indonesia. Pada saat itu, beliau akan terima pengangkatan pendekar pencak silat Indonesia," kata Prabowo.  

Terkait polemik pencalonan kepala Polri, Prabowo menekankan, hal itu merupakan hak prerogatif Presiden. Namun, ia menegaskan akan mendukung apa pun keputusan Presiden Jokowi. Dukungan penuh juga disampaikan barisan Koalisi Merah Putih.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Resolusi Gencatan Senjata di Gaza, Menlu China Sebut AS Pakai Hukum Internasional Sesuai Keinginannya Saja

Soal Resolusi Gencatan Senjata di Gaza, Menlu China Sebut AS Pakai Hukum Internasional Sesuai Keinginannya Saja

Nasional
Indonesia dan China Akan Bahas Kelanjutan Proyek Kereta Cepat, Luhut Kembali Terlibat

Indonesia dan China Akan Bahas Kelanjutan Proyek Kereta Cepat, Luhut Kembali Terlibat

Nasional
KPU Siap Laksanakan Apa Pun Putusan MK soal Sengketa Pilpres 2024

KPU Siap Laksanakan Apa Pun Putusan MK soal Sengketa Pilpres 2024

Nasional
KPU Tegaskan Caleg Terpilih Wajib Mundur jika Maju Pilkada 2024

KPU Tegaskan Caleg Terpilih Wajib Mundur jika Maju Pilkada 2024

Nasional
Megawati Kirim 'Amicus Curiae' ke MK, KPU: Itu Bukan Alat Bukti

Megawati Kirim "Amicus Curiae" ke MK, KPU: Itu Bukan Alat Bukti

Nasional
KPK Tetapkan Eks Kepala Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto Tersangka TPPU

KPK Tetapkan Eks Kepala Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto Tersangka TPPU

Nasional
Menko Polhukam Sebut Mayoritas Pengaduan Masyarakat Terkait Masalah Agraria dan Pertanahan

Menko Polhukam Sebut Mayoritas Pengaduan Masyarakat Terkait Masalah Agraria dan Pertanahan

Nasional
Menko Polhukam Minta Jajaran Terus Jaga Stabilitas agar Tak Ada Kegaduhan

Menko Polhukam Minta Jajaran Terus Jaga Stabilitas agar Tak Ada Kegaduhan

Nasional
Bertemu Menlu Wang Yi, Jokowi Dorong China Ikut Bangun Transportasi di IKN

Bertemu Menlu Wang Yi, Jokowi Dorong China Ikut Bangun Transportasi di IKN

Nasional
Indonesia-China Sepakat Dukung Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Indonesia-China Sepakat Dukung Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Nasional
Setelah Bertemu Jokowi, Menlu China Wang Yi Akan Temui Prabowo

Setelah Bertemu Jokowi, Menlu China Wang Yi Akan Temui Prabowo

Nasional
Kasus Pengemudi Fortuner Pakai Palsu Pelat TNI: Pelaku Ditangkap, Dilaporkan ke Puspom dan Bareskrim

Kasus Pengemudi Fortuner Pakai Palsu Pelat TNI: Pelaku Ditangkap, Dilaporkan ke Puspom dan Bareskrim

Nasional
Saat Eks Ajudan SYL Bongkar Pemberian Uang dalam Tas ke Firli Bahuri...

Saat Eks Ajudan SYL Bongkar Pemberian Uang dalam Tas ke Firli Bahuri...

Nasional
Menlu Retno Bertemu Menlu Wang Yi, Bahas Kerja Sama Ekonomi dan Situasi Timur Tengah

Menlu Retno Bertemu Menlu Wang Yi, Bahas Kerja Sama Ekonomi dan Situasi Timur Tengah

Nasional
Soroti Kasus 'Ferienjob', Dirjen HAM Sebut Mahasiswa yang Akan Kerja Perlu Tahu Bahaya TPPO

Soroti Kasus "Ferienjob", Dirjen HAM Sebut Mahasiswa yang Akan Kerja Perlu Tahu Bahaya TPPO

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com