Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bambang Widjojanto Akan Datangi Komnas HAM untuk Beberkan Penangkapannya

Kompas.com - 27/01/2015, 09:07 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Bambang Widjojanto akan mendatangi Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, Selasa (27/1/2015). Kuasa hukum Bambang, Usman Hamid, mengatakan, Komnas HAM memanggil Bambang untuk dimintai keterangan terkait penangkapannya pada Jumat (23/1/2015) lalu.

"Kita akan terus dampingi Pak BW, termasuk pemeriksaan di Komnas HAM karena dipanggil untuk dimintai keterangan sehubungan dengan penangkapan pada Jumat lalu," ujar Usman.

Usman mengatakan, Komnas HAM mendengar sejumlah laporan masyarakat dan para aktivis mengenai dugaan pelanggaran HAM dalam penangkapan Bambang. Selain itu, kata Usman, laporan tersebut juga menyebutkan adanya penyalahgunaan wewenang oleh polisi saat menangkap Bambang.

"Dari laporan masyarakat tentang dugaan pelanggaran HAM, penyalahgunaan kekuasaan pada kepolisian pada proses penangkapan, dan penahanan BW. Kami hormati, dan tentu kami akan datang," kata Usman.

Tim kuasa hukum akan mendampingi Bambang ke Komnas HAM. Mereka menentang proses penangkapan dan pemeriksaan Bambang sebagai tersangka oleh Badan Reserse Kriminal Polri. "Argumen utamanya mempersoalkan materi kasus yang ditujukan ke BW, ataupun aspek formalitas kasus," ujar Usman.

Bambang merasa terintimidasi dengan perlakuan penyidik saat menangkap dan memeriksanya. Ia mengatakan, saat penyidik menemuinya, mereka menunjukkan surat penangkapan dan penggeledahan kepadanya. Namun, menurut dia, penyidik hanya memberikan waktu yang singkat baginya untuk membaca surat tersebut. Para penyidik juga memborgol tangannya.

Setelah itu, Bambang mengaku sempat melihat sekelilingnya. Selain para penyidik, dia melihat mobil Brimob Polri dan petugas bersenjata laras panjang, serta kamera yang menyorot momen penangkapannya.

"Ini seperti sudah dipersiapkan, ada kamera, ada mobil Brimob. Saya merasa seperti disergap gitu, lho, padahal saya merasa belum pernah dipanggil sekali pun. Saya melawan ketika saya diperlakukan tidak sepantasnya dengan mau diborgol (dengan posisi tangan) ke belakang. Saya kasih tahu ke anak saya, ini tidak benar. Akhirnya mereka borgol tangan saya di depan. Saya ikut saja," tutur Bambang.

Hal lain yang menurutnya tidak bisa diterima adalah saat dirinya menjelaskan kepada anaknya mengenai prosedur penangkapan tersangka. Saat dia menjelaskan, lanjut Bambang, salah satu penyidik menyela. "Salah satu penyidik bilang, 'Ada plester enggak?'. Ini terorism," kata dia.

Selain itu, ada seorang penyidik di dalam mobil yang mencoba mengajaknya mengobrol. Namun, menurut Bambang, ini semacam teror bagi dirinya. "Begitu masuk, ada yang bilang 'Mas Bambang lupa ya sama saya? Mas Bambang ini supaya tahu saja, perkaranya banyak'. Ini saya anggap sebagai sebuah teror. 'Jangan bicara soal perkara', kata saya, 'nanti kalau sudah diperiksa saja'," ucapnya sambil mengingat suasana di dalam mobil.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Nasional
Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Nasional
AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

Nasional
Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Nasional
Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Nasional
Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Nasional
Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Nasional
AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum 'Clear', Masih Dihuni Warga

AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum "Clear", Masih Dihuni Warga

Nasional
Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Nasional
Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com