JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Bambang Widjojanto akan mendatangi kantor Komisi Nasional Hak Asasi Manusia di Jakarta, Senin (26/1/2015). Bambang akan melaporkan peristiwa penangkapan dirinya oleh polisi dari Bareskrim Polri pada Jumat (23/1/2015) lalu.
"Untuk melaporkan penangkapan dan membuat pernyataan sikap di sana," ujar Kepala Bagian Pemberitaan dan Informasi KPK Priharsa Nugraha.
Rencananya, Bambang akan berangkat dari Gedung KPK menuju Komnas HAM pada pukul 11.00 WIB. Sebelumnya, Bambang merasa terintimidasi dengan perlakuan penyidik saat menangkap dan memeriksanya.
Bambang mengatakan, saat penyidik menemuinya, mereka menunjukkan surat penangkapan dan penggeledahan kepadanya. Namun, penyidik hanya memberikan waktu yang singkat baginya untuk membaca surat tersebut. Lalu, para penyidik mencoba untuk memborgol tangannya. (Baca: Bambang Widjojanto Diborgol Saat Ditangkap Polisi)
Setelah itu, Bambang mengaku sempat melihat sekelilingnya. Selain para penyidik, dia melihat mobil Brimob Polri dan petugas bersenjata laras panjang serta kamera yang menyorot momen penangkapannya tersebut.
"Ini seperti sudah dipersiapkan, ada kamera, ada mobil Brimob. Saya merasa seperti disergap gitu, lho, padahal saya merasa belum pernah dipanggil sekali pun. Saya melawan ketika saya diperlakukan tidak sepantasnya dengan mau diborgol ke belakang. Saya kasih tahu ke anak saya, ini tidak benar. Akhirnya, mereka borgol tangan saya di depan. Saya ikut saja," tutur Bambang.
Hal lain yang menurut dia tidak bisa diterima adalah saat dirinya menjelaskan kepada anaknya mengenai prosedur penangkapan tersangka. Saat dia menjelaskan, lanjut Bambang, salah satu penyidik menyela.
"Salah satu penyidik bilang, 'Ada plester enggak?'. Ini terrorism," tekannya. (Baca: Kesal karena Bambang Bicara Prosedur Penangkapan, Polisi Sebut "Ada Plester Enggak?")
Selain itu, ada seorang penyidik di dalam mobil yang mencoba mengajaknya mengobrol. Namun, menurut Bambang, ini semacam teror bagi dirinya.
"Begitu masuk, ada yang bilang, 'Mas Bambang lupa ya sama saya. Mas Bambang ini supaya tahu saja, perkaranya banyak'. Ini saya anggap sebagai sebuah teror. 'Jangan bicara soal perkara', kata saya, 'Nanti kalau sudah diperiksa saja'," ucapnya sambil mengingat suasana di dalam mobil. (Baca: Bambang Widjojanto: Polisi Ingin Bunuh Karakter Saya)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.