Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/01/2015, 21:46 WIB


JAKARTA, KOMPAS
- "Netizen" atau warga pengguna internet di Indonesia berjuang secara virtual untuk melawan korupsi. Gerakan mereka tidak terdengar, tapi menggemuruh. Mereka tidak tampak, tapi nyata...

Hanya beberapa jam saja sejak Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Bambang Widjojanto dikabarkan ditangkap, rakyat segera bergerak. Poster-poster virtual berisi ajakan berkumpul di Gedung KPK tersebar luas di berbagai platform media sosial seperti Twitter, Facebook, Path, dan Instagram. Terbacalah, "Biar 1000 Bambang ditangkap, pemberantasan korupsi tak kan tiarap" atau juga "KPK, you’ll never walk alone".

Tagar (tanda pagar atau hashtag) yang pertama kali tercipta dan gencar digunakan enam tahun lalu, yaitu #SaveKPK, kini mencuat kembali. Dan hebatnya, tagar itu masuk dalam 20 trending topic dunia atau topik terhangat dunia di Twitter. Tagar #SaveKPK pertama kali muncul ketika kasus kriminalisasi yang menyeret mantan pimpinan KPK Chandra Hamzah dan Bibit Samad Rianto, terjadi enam tahun lalu atau tahun 2009.

Selain itu, berbagai platform media sosial juga dibanjiri oleh aneka gambar-gambar meme, humor yang sarat sindiran terhadap peristiwa kriminalisasi KPK versi 2015 kali ini. Gambar-gambar seperti buaya, banteng, cicak, diramu dalam aneka meme yang mengantarkan pesan tajam terhadap praktik busuk penegakan hukum yang dilandasi resistensi terhadap pembasmian korupsi.

Penahanan Bambang Widjojanto juga menggerakkan kartunis Beng Rahadian, membuat kartun buaya yang tengah menunggangi banteng, bersama-sama melawan cicak. Kartun itu dia buat tidak lama setelah berita penangkapan Bambang beredar. "Jumat pagi, kan, sudah ramai di grup, pada mau ke KPK. Karena saya enggak bisa, saya akhirnya memilih bikin kartun itu," tutur Beng.

Kartun itu dibuat Beng sebagai cara untuk mengingatkan lagi bahwa perang antara buaya versus cicak kembali terjadi. "Bagi saya, KPK adalah lembaga yang saya percaya untuk memberantas korupsi. Jadi ketika ada upaya untuk melemahkan KPK, saya merasa khawatir karena yang saya percaya bisa hilang," katanya.

Dunia media sosial, yang akrab di kalangan kelas menengah Ibu Kota, secara cukup efektif membetot kepedulian kelas ini pada fenomena perlawanan terhadap korupsi yang juga diprioritaskan media arus utama. Sejak Jumat pagi, linimasa para netizen Indonesia pengguna media sosial diwarnai aneka postingan mengenai isu kriminalisasi KPK.

Cuitan dan petisi

Isi postingan para netizen beragam, mulai dari menyuarakan protes, mengunggah foto saat berdemo di Gedung KPK, hingga menebarkan informasi. Dari akun Path Dian Paramita misalnya, ia mengunggah video suasana demonstrasi di Gedung KPK di Rasuna Said, Jakarta Selatan. Dian menulis keterangan dalam videonya ala reportase, "Massa yang kontra dengan KPK. Ngamuk-ngamuk ga jelas di depan wartawan yang meliput. Lalu ada yang teriak, ’tidak usah diliput!’ Wartawan serentak meninggalkan, trus massa kelihatan bingung kok ditinggalin".

Para netizen Indonesia juga kerap mengirim cuitan (tweet) dalam bahasa Inggris sehingga bisa dimengerti oleh netizen dunia pihak media-media asing yang juga gemar memantau kegaduhan topik di media sosial. Misalnya saja akun @MFDMitschel yang bercuit, "This is a country of survivor. ..... So stand for ourselves, stand for the truth. #SaveKPK".

Seperti yang pernah diungkapkan aktivis Usman Hamid, peran netizen melalui media sosial dalam mendiseminasi kesadaran akan suatu isu sangat penting di era digital saat ini.

Sejak Jumat (23/1) itu pula, selain ramai di media sosial, gerakan petisi virtual beredar luas dan cepat. Salah satunya gerakan petisi bertajuk "#BebaskanBW, hentikan pelumpuhan KPK!" yang didaftarkan dalam Change.org, organisasi kampanye berbasis online.

Petisi daring tersebut ditujukan kepada Presiden Joko Widodo. Deputi Direktur Public Virtue Institute, John Muhammad, memulai petisi dengan alamat www.change.org/bebaskanbw pada Jumat pukul 17.13. Hanya dalam rentang dua jam, jumlah penandatangan petisi mencapai 6.000 orang. Hingga Sabtu pukul 15.30, sudah terekam 34.381 penandatangan. "Ini bukan lagi pelemahan KPK, tapi pelumpuhan! Biar 1.000 Bambang ditangkap, pemberantasan korupsi takkan tiarap," kata John.

"Ini adalah bukti bahwa masyarakat sangat aware dengan masalah ini dan desakan kepada Presiden untuk menyelesaikan masalah ini sangat kuat. Sebaliknya, respons masyarakat ini juga dijadikan pertimbangan bagi pengambil kebijakan untuk menentukan langkah selanjutnya, untuk menuntaskan masalah ini," kata Excutive Assistant and Media Relation Chage.org Denok Pratiwi.

Petisi lahir setelah John melakukan kontak dengan teman-temannya yang melakukan gerakan di kantor KPK di Kuningan, Jakarta. Ia menyebut petisi itu sebagai bagian dari berbagai peran. "Pintu masuknya memang BW, namun pesan sesungguhnya adalah melawan pelemahan KPK," kata John.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPK Duga Hakim Agung Gazalba Saleh Cuci Uang Rp 20 Miliar

KPK Duga Hakim Agung Gazalba Saleh Cuci Uang Rp 20 Miliar

Nasional
Gibran Bakal ke Istana Malam Ini, Bersama Prabowo?

Gibran Bakal ke Istana Malam Ini, Bersama Prabowo?

Nasional
Surya Paloh Sebut Nasdem dan PKS Siap Bergabung ke Pemerintahan Prabowo maupun Jadi Oposisi

Surya Paloh Sebut Nasdem dan PKS Siap Bergabung ke Pemerintahan Prabowo maupun Jadi Oposisi

Nasional
KPK Cek Langsung RSUD Sidoarjo Barat, Gus Muhdlor Sudah Jalani Rawat Jalan

KPK Cek Langsung RSUD Sidoarjo Barat, Gus Muhdlor Sudah Jalani Rawat Jalan

Nasional
Bertemu Presiden PKS, Surya Paloh Akui Diskusikan Langkah Politik di Pemerintahan Prabowo-Gibran

Bertemu Presiden PKS, Surya Paloh Akui Diskusikan Langkah Politik di Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Respons Jokowi dan Gibran Usai Disebut PDI-P Bukan Kader Lagi

Respons Jokowi dan Gibran Usai Disebut PDI-P Bukan Kader Lagi

Nasional
Wapres Ma'ruf Amin Doakan Timnas Indonesia U-23 Kalahkan Korsel

Wapres Ma'ruf Amin Doakan Timnas Indonesia U-23 Kalahkan Korsel

Nasional
Soal Ahmad Ali Bertemu Prabowo, Surya Paloh: Bisa Saja Masalah Pilkada

Soal Ahmad Ali Bertemu Prabowo, Surya Paloh: Bisa Saja Masalah Pilkada

Nasional
Prabowo Sangat Terkesan Anies-Muhaimin Hadiri Penetapan Hasil Pilpres 2024

Prabowo Sangat Terkesan Anies-Muhaimin Hadiri Penetapan Hasil Pilpres 2024

Nasional
Prabowo: Saya Enggak Tahu Ilmu Gus Imin Apa, Kita Bersaing Ketat…

Prabowo: Saya Enggak Tahu Ilmu Gus Imin Apa, Kita Bersaing Ketat…

Nasional
Prabowo: PKB Ingin Terus Kerja Sama, Mengabdi demi Kepentingan Rakyat

Prabowo: PKB Ingin Terus Kerja Sama, Mengabdi demi Kepentingan Rakyat

Nasional
Jokowi: UU Kesehatan Direvisi untuk Permudah Dokter Masuk Spesialis

Jokowi: UU Kesehatan Direvisi untuk Permudah Dokter Masuk Spesialis

Nasional
Cak Imin Titipkan Agenda Perubahan PKB ke Prabowo, Harap Kerja Sama Berlanjut

Cak Imin Titipkan Agenda Perubahan PKB ke Prabowo, Harap Kerja Sama Berlanjut

Nasional
Gibran Cium Tangan Ma'ruf Amin Saat Bertemu di Rumah Dinas Wapres

Gibran Cium Tangan Ma'ruf Amin Saat Bertemu di Rumah Dinas Wapres

Nasional
KPK Pecat 66 Pegawai yang Terlibat Pungli di Rutan

KPK Pecat 66 Pegawai yang Terlibat Pungli di Rutan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com