"Wajib dicegah jika ada persepsi keliru seolah situasi saat ini adalah bentuk keberpihakan publik kepada KPK dan untuk mendelegitimasi Polri," kata Amir, melalui pesan singkat, Minggu (25/1/2015).
Amir mengatakan, keberhasilan Polri dalam melindungi masyarakat dan memberantas kejahatan merupakan fakta yang tak terbantahkan. Ia juga masih yakin bahwa masyarakat sangat membutuhkan Polri yang bersih dan profesional untuk menjaga suasana kondusif.
Jika saat ini Polri kebanjiran kritik karena menangkap Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto, kata Amir, hal itu bukanlah cermin kebencian publik pada kepolisian. Ia menganggap kritik untuk Polri lahir karena masyarakat tak ingin korps Bhayangkara diganggu dalam menjalankan tugasnya.
"Ketidakpuasan publik saat ini semata-mata karena didorong oleh naluri untuk mencegah institusi (Polri) tempat mereka menumpukan harapan yang begitu besar terganggu kinerjanya," ungkap Amir.
Seperti diberitakan, massa mendatangi Gedung KPK setelah Badan Reserse Kriminal Polri menangkap Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto. Bambang ditangkap untuk diperiksa sebagai tersangka kasus dugaan mengarahkan saksi untuk menyampaikan keterangan palsu dalam sengketa pemilihan kepala daerah untuk Kotawaringin Barat pada 2010.
Penangkapan tersebut mendapatkan perlawanan dari sejumlah elemen masyarakat, terutama para penggiat antikorupsi. Mereka mendatangi Gedung KPK untuk menyampaikan dukungan moral dan mendesak Polri membebaskan Bambang.
Bambang Widjojanto dibebaskan pada Sabtu (24/1/2015) dini hari. Seusai dibebaskan, Bambang meminta masyarakat untuk solid, merapatkan barisan dalam menghadapi permasalahan hukum di negeri ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.