Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menko Polhukam: Ada Gerakan di KPK Tadi Malam, Sepertinya Jokowi Tak Ditaati

Kompas.com - 24/01/2015, 15:28 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Joko Widodo (Jokowi) memanggil jajarannya ke Istana Negara, Sabtu (24/1/2015). Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Tedjo Edhy Purdijatno mengaku tidak tahu apa yang akan disampaikan Jokowi dalam pertemuan hari ini.

Namun, dia menebak dalam pertemuan ini, Jokowi ingin membahas perkembangan situasi di lapangan setelah Bareskrim Polri menetapkan Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto sebagai tersangka. Berdasarkan keramaian yang terjadi di KPK tadi malam, Tedjo mengatakan, instruksi Jokowi tidak ditaati.

"Apalagi kan Bapak Presiden sudah mengatakan harus menjernihkan suasana ya kan, tetapi kelihatannya tidak ditaati sehingga tadi malam masih ada gerakan-gerakan yang ada di KPK itu, sedangkan kan enggak boleh menggelar gerakan massa itu. Ketua KPK dan Wakapolri mengatakan akan taat perintah Kepala Negara, tetapi nyatanya enggak tadi malam, kok masih ada kejadian seperti itu?" ucap Tedjo.

Dalam memenuhi panggilan itu, Wakil Kepala Kepolisian RI Komisaris Jenderal (Pol) Badrodin Haiti tiba lebih dulu di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta sekitar pukul 11.40 WIB dengan menumpang mobil dinas Polri bernomor polisi 2-00. Badrodin langsung masuk menuju Istana Negara tanpa berkomentar kepada wartawan.

Tak lama kemudian, tampak Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna Laoly disusul Tedjo tiba di Kompleks Istana Kepresidenan. Tampak pula Jaksa Agung HM Prasetyo ikut dipanggil Presiden.

Meskipun pertemuan ini terkait perkembangan situasi setelah Bareskrim menetapkan Bambang sebagai tersangka, pimpinan KPK tak tampak hadir di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta. Tedjo mengaku tidak tahu apakah Ketua KPK Abraham Samad ikut diundang dalam pertemuan hari ini atau tidak.

"Makanya saya akan menghadap dulu beliau (Presiden), saya lagi di rumah sama anak-cucu, dipanggil, ya saya berangkat ke sini, kan begitu," kata dia.

Saat dihubungi, Deputi Pencegahan KPK Johan Budi mengaku belum tahu apakah KPK diundang Presiden dalam pertemuan hari ini.

"Saya akan tanyakan dulu ke pimpinan," ujar Johan.

Pada Jumat (23/1/2015), Bareskrim Polri menangkap Bambang untuk diperiksa sebagai tersangka kasus dugaan mengarahkan saksi untuk menyampaikan keterangan palsu dalam sengketa pemilihan kepala daerah di Kotawaringin Barat tahun 2010. 

Penangkapan tersebut mendapatkan perlawanan dari sejumlah elemen masyarakat, terutama para penggiat antikorupsi. Mereka mendatangi Gedung KPK untuk menyampaikan dukungan moral, dan mendesak Polri membebaskan Bambang. Dini hari, Polri pun membebaskan Bambang.

Terkait kasus ini, Jokowi meminta KPK dan Polri menjalankan tugasnya sesuai dengan aturan. Ia pun meminta proses hukum berjalan secara obyektif. Jokowi juga meminta agar tidak terjadi gesekan antara KPK dan Polri dalam menjalankan tugas masing-masing. Pernyataan ini disampaikan Jokowi setelah bertemu dengan Ketua KPK Abraham Samad dan Badrodin di Istana Bogor, Jumat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wapres: Prabowo Lanjutkan Pemerintahan Jokowi, Tak Perlu Transisi

Wapres: Prabowo Lanjutkan Pemerintahan Jokowi, Tak Perlu Transisi

Nasional
Jokowi Disebut Akan Berikan Satyalancana ke Gibran dan Bobby, Istana: Tak Ada Agenda ke Surabaya

Jokowi Disebut Akan Berikan Satyalancana ke Gibran dan Bobby, Istana: Tak Ada Agenda ke Surabaya

Nasional
Takziah ke Rumah Duka, Jokowi Ikut Shalatkan Almarhumah Mooryati Soedibyo

Takziah ke Rumah Duka, Jokowi Ikut Shalatkan Almarhumah Mooryati Soedibyo

Nasional
 Presiden PKS Datangi Nasdem Tower, Disambut Sekjen dan Ketua DPP

Presiden PKS Datangi Nasdem Tower, Disambut Sekjen dan Ketua DPP

Nasional
Gibran: Pelantikan Wapres 6 Bulan Lagi, Saya Ingin ‘Belanja’ Masalah Sebanyak-banyaknya

Gibran: Pelantikan Wapres 6 Bulan Lagi, Saya Ingin ‘Belanja’ Masalah Sebanyak-banyaknya

Nasional
Sambutan Meriah PKB untuk Prabowo

Sambutan Meriah PKB untuk Prabowo

Nasional
Berkelakar, Menkes: Enggak Pernah Lihat Pak Presiden Masuk RS, Berarti Menkesnya Berhasil

Berkelakar, Menkes: Enggak Pernah Lihat Pak Presiden Masuk RS, Berarti Menkesnya Berhasil

Nasional
Pidato Lengkap Prabowo Usai Ditetapkan Jadi Presiden RI Terpilih

Pidato Lengkap Prabowo Usai Ditetapkan Jadi Presiden RI Terpilih

Nasional
Wapres Ma'ruf Amin Apresiasi Prabowo yang Mau Rangkul Semua Pihak

Wapres Ma'ruf Amin Apresiasi Prabowo yang Mau Rangkul Semua Pihak

Nasional
Jokowi: Target Stunting 14 Persen Ambisius, Bukan Hal Mudah

Jokowi: Target Stunting 14 Persen Ambisius, Bukan Hal Mudah

Nasional
KPK Wanti-wanti soal Program Makan Siang Gratis Prabowo, Rosan Angkat Bicara

KPK Wanti-wanti soal Program Makan Siang Gratis Prabowo, Rosan Angkat Bicara

Nasional
KPU Tegaskan Undang Ganjar-Mahfud ke Penetapan Prabowo-Gibran, Kirim Surat Fisik dan Digital

KPU Tegaskan Undang Ganjar-Mahfud ke Penetapan Prabowo-Gibran, Kirim Surat Fisik dan Digital

Nasional
Sebut Sudah Bertemu Beberapa Tokoh, Gibran: Gong-nya Hari Ini Ketemu Wapres Ma’ruf Amin

Sebut Sudah Bertemu Beberapa Tokoh, Gibran: Gong-nya Hari Ini Ketemu Wapres Ma’ruf Amin

Nasional
Anggota Dewas Akui Dilaporkan Wakil Ketua KPK karena Koordinasi dengan PPATK

Anggota Dewas Akui Dilaporkan Wakil Ketua KPK karena Koordinasi dengan PPATK

Nasional
Prabowo: Pers Bagian Penting Demokrasi meski Kadang Meresahkan

Prabowo: Pers Bagian Penting Demokrasi meski Kadang Meresahkan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com