Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Massa Kontra KPK Berorasi dan Bawa Spanduk Bersifat Provokatif

Kompas.com - 23/01/2015, 16:25 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ratusan orang memadati Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Jakarta, Jumat (23/1/2015), hingga "tumpah" ke jalan raya. Sejak pukul 13.00 WIB, sejumlah aktivis yang mengatasnamakan Koalisi Masyarakat Sipil Antikorupsi berkumpul di halaman Gedung KPK untuk menyatakan dukungannya terhadap KPK atas peristiwa penangkapan Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto.

Tak lama berselang, muncul sekelompok massa yang mengatasnamakan dirinya Pekat Indonesia Bersatu ke Gedung KPK. Bertolak belakang dengan Koalisi Masyarakat Sipil Antikorupsi, kelompok tersebut justru menuntut agar Ketua KPK Abraham Samad dan Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto dicopot dari jabatannya sebagai pimpinan KPK.

Massa kelompok Pekat Indonesia Bersatu memadati hampir satu ruas Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan. Sementara itu, massa Koalisi Masyarakat Sipil Antikorupsi berunjuk rasa di halaman Gedung KPK.

Kedua kubu saling bersahutan, sama-sama menyuarakan tuntutan mereka yang bertolak belakang. Aksi kelompok Pekat Indonesia Bersatu tampak lebih brutal. Mereka mengusung spanduk bertuliskan, "Save KPK for Indonesia. Gantung Abraham Samad, Adili Bambang Widjojanto".

Orator kelompok tersebut secara provokatif menyuarakan penolakan mereka terhadap dua pimpinan KPK tersebut. Menurut sang orator, Abraham dan Bambang tidak pantas lagi memimpin lembaga antikorupsi itu.

Untuk diketahui, Abraham Samad tersandung skandal foto mesra sehari setelah Budi Gunawan ditetapkan sebagai tersangka. Setelah itu, muncul juga pernyataan dari petinggi PDI Perjuangan bahwa Abraham kerap bertemu dengan pimpinan parpol pengusung Joko Widodo dalam Pilpres 2014, dengan maksud agar dipilih menjadi calon wakil presiden saat itu.

Sementara itu, Bambang Widjojanto ditangkap KPK atas dugaan memengaruhi saksi terkait penanganan sengketa Pilkada Kota Waringin Barat, Kalimantan Tengah, tahun 2010.

"KPK tidak sesuai apa yang diharapkan bangsa. Ketika tidak tunduk lagi sama Presiden, maka mereka menghancurkan bangsa Indonesia," ujar orator itu.

Ucapan tersebut tampaknya memancing emosi Koalisi Masyarakat Sipil Antikorupsi. Sang orator pun memimpin kelompok tersebut untuk bersuara lebih keras mendukung KPK.

"Kita harus semangat teman-teman. Masyarakat Indonesia akan terus dukung KPK!" seru orator tersebut. Mereka pun meneriakkan yel-yel sebagai aksi mereka mendukung KPK beserta dua pimpinannya yang tengah terkena masalah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

Nasional
Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

Nasional
TPN Ganjar-Mahfud Sebut 'Amicus Curiae' Bukan untuk Intervensi MK

TPN Ganjar-Mahfud Sebut "Amicus Curiae" Bukan untuk Intervensi MK

Nasional
Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Nasional
Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Nasional
Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Nasional
Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Nasional
Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Nasional
Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan 'Amicus Curiae' seperti Megawati

Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan "Amicus Curiae" seperti Megawati

Nasional
Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah 'Nyapres' Tidak Jadi Gubernur Jabar

Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah "Nyapres" Tidak Jadi Gubernur Jabar

Nasional
Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Nasional
Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com