Menurut Direktur Operasional Basarnas, Marsekal Pertama SB Supriyadi, langkah pertama adalah tim penyelam mengalkulasi luas dan berat badan pesawat yang telah tertimbun lumpur itu. Selanjutnya, sebelum pengangkatan, tim penyelam mengikat sekeliling badan pesawat, semisal dengan tali sling.
Selain itu, juga bisa dengan memberi bantalan di badan pesawat sebelum pengangkatan. "Seperti pengangkatan ekor pesawat kemarin butuh waktu dua hari hanya untuk mengikatnya. Itu pun juga ada yang jatuh," kata Supriyadi di Pangkalan Bun.
Pengangkatan potongan badan pesawat akan dilakukan dengan lifting bag (balon pengapung) dan crane. Namun, sebelum pengangkatan dilakukan, tim penyelam direncanakan melakukan pengangkatan satu per satu jenazah dari dalam badan pesawat dahulu yang diperkirakan masih banyak yang terperangkap.
"Kalau main body (badan utama) enggak bisa langsung angkat. Pertama, mayatnya dievakuasi satu per satu. Nanti, kami siapkan kerekan dari atas, angkat satu per satu. Lalu (jenazah) dimasukkan ke kantong dulu biar enggak terbawa arus. Nanti orangnya bisa bergantian menyelam biar cepat," tuturnya.
Menurut Supriyadi, sebelum badan pesawat ditemukan oleh kapal Singapura, sebetulnya scan side dan ROV kapal Kemenhub KN Jadayat telah menemukan obyek berdimensi 30 x 10 x 3 meter. Namun, saat itu obyek tidak terlihat jelas.
Hasil scan side kapal menggambarkan badan pesawat dengan satu sayap. Tak ada kepala atau kokpit dan ekor pesawat. "(Temuan badan pesawat) kalau dari ekor kira-kira sekitar 1,7 Nautical Mile," ujarnya. (Abdul Qodir)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.