Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Poros Muda Golkar: Rekonsiliasi Harga Mati

Kompas.com - 23/12/2014, 09:13 WIB
Dani Prabowo

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Para kader muda Partai Golkar berharap konflik yang tengah melanda partai berlambang pohon beringin itu tak diselesaikan melalui ranah hukum. Juru Bicara Poros Muda Golkar Andi Sinulingga mengatakan, jika penyelesaian melalui Mahkamah Partai tak mencapai islah, kemungkinan konflik akan dibawa ke pengadilan. Menurut dia, penyelesaian melalui pengadilan akan kembali memunculkan konflik jika salah satu pihak tak terima dengan putusan pengadilan. 

"Dualisme ini tidak mungkin diselesaikan di ranah pengadilan, disebabkan memakan waktu yang cukup lama, juga secara psikologis akan sulit diterima oleh pihak yang kalah dalam pengadilan," kata Andi, dalam keterangan yang diterima Kompas.com, Senin (22/12/2014) malam.

Dampak psikologis itu, kata Andi, dikhawatirkan akan membuat konflik semakin meluas dan berpotensi keluarnya sejumlah kader karena konflik yang tak kunjung selesai. Sementara itu, partai politik lain membuka pintu bagi kader Golkar.

"Jika itu terjadi, Golkar akan kehilangan banyak kader baik itu yang migrasi maupun membentuk partai baru. Tentu saja ini tidak baik buat Golkar ke depan," katanya.

Oleh karena itu, kata dia, rekonsiliasi menjadi harga mati. Ia berharap, kedua kubu, baik Aburizal Bakrie maupun Agung Laksono sama-sama legawa dalam menerima apa pun hasil perundingan.

"Keduanya harus sama-sama legowo untuk mandeg pandito demi kepentingan partai yang lebih baik ke depan," ujarnya.

Mandeg pandito merupakan kependekan dari istilah lengser keprabon mandeg pandito. Istilah dalam bahasa Jawa itu memiliki makna seorang raja yang turun takhta kemudian meninggalkan persoalan duniawi sepenuhnya mempersiapkan diri menyucikan diri. Istilah itu populer ketika mantan Presiden Soeharto dipaksa lengser dari kursi jabatannya saat itu.

Selain itu, Andi menambahkan, kedua kubu perlu melakukan munas bersama yang diselenggarakan kedua belah pihak. Siapa pun yang nantinya memenangkan munas tersebut, kedua kubu harus dilibatkan dalam menyusun kepengurusan Golkar ke depan bersama dengan formatur lainnya.

Dalam pelaksanaan munas bersama ini, menurut Andi, ada opsi tambahan jika ada kesepakatan hanya Ical dan Agung yang didaulat untuk menjadi calon ketua umum. Jika Agung menang, Ical menjadi ketua dewan pertimbangan. Sementara itu, jika Ical yang menang, Agung menjadi wakil ketua umum.

"Dalam munas juga bersama diputuskan jalan tengah, Golkar tidak ada dalam pemerintahan, juga tidak dalam Koalisi Merah Putih. Golkar fokus bekerja menjalankan fungsi-fungsi kepartaian dengan menjalankan fungsi kontrol di parlemen dan merealisasikan program-program partai yang berpihak kepada rakyat banyak," katanya.

Pada hari ini, lima juru runding yang ditunjuk masing-masing kubu akan melakukan pertemuan untuk pertama kalinya. Dalam pertemuan ini, akan dibahas mekanisme perundingan untuk membicarakan penyelesaian konflik yang telah terjadi selama berbulan-bulan.

Tradisi aklamasi

Direktur Lingkar Madani Indonesia Ray Rangkuti mengatakan, konflik yang terjadi di tubuh Golkar saat ini mengindikasikan bahwa tradisi aklamasi masih tinggi. Jika hal ini dibiarkan, peluang munculnya kader berkualitas untuk ikut kompetisi sehat akan tertutup. Ray mengatakan, tradisi aklamasi ini seharusnya dapat dikikis. Dominasi segelintir elite parpol yang sepuh dianggap menjadi penghambat regenerasi politik. Perubahan era kepemimpinan saat ini mengharapkan agar proses demokrasi dapat berjalan lebih baik.

"Tabiat mereka tidak berubah. Parpol dianggap miliknya sendiri. Masalah yang ingin diselesaikan selalu lewat jalur pemerintah. Itulah tradisi yang harus dihindarkan," kata Ray saat diskusi bertajuk Presiden Baru, Politik Pecah Belah, dan Keharusan Regenerasi Elite Politik, sebagaimana dikutip dari harian Kompas, Selasa (23/12/2014).

Ray menuturkan, aklamasi hanya cocok di negara yang meneapkan sistem pemerintahan otoriter yang tidak mengedepankan dialog. Selain tidak mendidik, aklamasi juga tidak membuka ruang kompetisi.

Koordinator Komite Pemilih Indonesia Jeirry Sumampow menegaskan, parpol tidak boleh sombong dan menganggap partainya milik perorangan.

"Demokratisasi parpol harus didorong. Jangan hanya bicara demokrasi, tetapi internal tak demokratis," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

'Checks and Balances' terhadap Pemerintahan Dinilai Lemah jika PDI-P Gabung Koalisi Prabowo

"Checks and Balances" terhadap Pemerintahan Dinilai Lemah jika PDI-P Gabung Koalisi Prabowo

Nasional
Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Berikut Daftar Koalisi Terbaru Indonesia Maju

Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Berikut Daftar Koalisi Terbaru Indonesia Maju

Nasional
PKS Temui PKB Bahas Potensi Kerja Sama untuk Pilkada 2024, Jateng dan Jatim Disebut

PKS Temui PKB Bahas Potensi Kerja Sama untuk Pilkada 2024, Jateng dan Jatim Disebut

Nasional
Dilaporkan ke Dewas, Wakil Ketua KPK Bantah Tekan Pihak Kementan untuk Mutasi Pegawai

Dilaporkan ke Dewas, Wakil Ketua KPK Bantah Tekan Pihak Kementan untuk Mutasi Pegawai

Nasional
Lantik Sekjen Wantannas, Menko Polhukam Hadi Ingatkan Situasi Keamanan Dunia yang Tidak Pasti

Lantik Sekjen Wantannas, Menko Polhukam Hadi Ingatkan Situasi Keamanan Dunia yang Tidak Pasti

Nasional
Dudung Abdurahman Datangi Rumah Prabowo Malam-malam, Mengaku Hanya Makan Bareng

Dudung Abdurahman Datangi Rumah Prabowo Malam-malam, Mengaku Hanya Makan Bareng

Nasional
Idrus Marham Sebut Jokowi-Gibran ke Golkar Tinggal Tunggu Peresmian

Idrus Marham Sebut Jokowi-Gibran ke Golkar Tinggal Tunggu Peresmian

Nasional
Logo dan Tema Hardiknas 2024

Logo dan Tema Hardiknas 2024

Nasional
Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nasib Koalisi Perubahan di Ujung Tanduk

Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nasib Koalisi Perubahan di Ujung Tanduk

Nasional
PKS Undang Prabowo ke Markasnya, Siap Beri Karpet Merah

PKS Undang Prabowo ke Markasnya, Siap Beri Karpet Merah

Nasional
Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

Nasional
Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

Nasional
Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya 'Copy Paste', Harus Bisa Berinovasi

Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya "Copy Paste", Harus Bisa Berinovasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com