Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nelayan Asing Asal Malaysia Ditelantarkan Pemerintahnya

Kompas.com - 19/12/2014, 15:14 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Proses pemulangan 676 nelayan asing yang ditangkap di perairan Berau, Kalimantan Timur ke negara asalnya, mengalami hambatan. Malaysia, sebagai salah satu negara asal para nelayan asing itu tidak merespon dengan baik proses pemulangan.

Dirjen Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (KP3K) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Sudirman Saad menyebut, dari 676 jiwa nelayan, 88 jiwa teridentifikasi sebagai warga negara Filipina. Sementara sisanya adalah warga negara Malaysia.

"Dari dua negara itu, Filipina relatif jauh lebih responsif mengatasi persoalan ini. Sementara Malaysia cenderung menunggu waktu. Ahh, bandel memang Malaysia itu," ujar Sudirman kepada Kompas.com lewat sambungan telpon, Jumat (19/12/2014).

Sudirman melanjutkan, begitu pihaknya telah selesai mengidentifikasi 676 warga negara asing itu, pemerintah Filipina langsung merespon dengan mengirimkan perwakilan ke Indonesia demi membahas pemulangan warga negara mereka sesegera mungkin. Sudirman menyebut, bahkan, telah disepakati antara negara Filipina dengan Indonesia soal detail pemulangan nelayan asing Filipina itu.

"Tentara Indonesia dan Filipina sepakat soal drop zone. TNI mengawal nelayan asing ke titik itu, lalu dijemput tentara Filipina. Sampai ke hal sedetail itu," lanjut Sudirman.

Sementara Malaysia, kata Sudirman, masih saat proses identifikasi warga negara saja tak bekerjasama dengan baik. Akhirnya, pemulangan nelayan asing ke Malaysia belum mengalami progres yang signifikan.

Sudirman menegaskan bahwa pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri terus berupaya membangun komunikasi dengan Malaysia soal proses pemulangan mereka. Pemerintah Indonesia, lanjut dia, menetapkan pemulangan nelayan asing harus dilakukan sebelum 25 Desember 2014. (Baca: Manusia Perahu Pencuri Ikan yang Ditangkap KKP Dikembalikan ke Negara Asal)

Penangkapan manusia perahu berawal dari blusukan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti ke Pulau Derawan, Berau, Kalimantan Timur, beberapa waktu lalu. Masyarakat setempat mengeluhkan Susi soal keberadaan manusia perahu yang kerap merugikan nelayan lokal.

Malam itu juga, Susi meminta aparat TNI dan Polri untuk mencari dan menangkap manusia perahu di perairan Berau. Selama sepekan operasi, tim gabungan mengamankan 676 jiwa manusia perahu. Sebagian dari mereka adalah perempuan dan anak-anak. Bahkan, ada yang lanjut usia. (Baca: Manusia Perahu: Kalau Pulang ke Malaysia, Kami Dikejar, Dibunuh)

Untuk sementara, mereka ditampung di tenda pleton di sebuah lapangan di Tanjung Batu, Berau, Kalimantan Timur, sembari menunggu kepastian status hukum mereka. Pemerintah Kabupaten Berau memberikan mereka makan dan fasilitas kesehatan selama berada di Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Nasional
AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

Nasional
Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Nasional
Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Nasional
Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Nasional
Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Nasional
AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum 'Clear', Masih Dihuni Warga

AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum "Clear", Masih Dihuni Warga

Nasional
Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Nasional
Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Nasional
PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

Nasional
Dewas Harap Wakil Ketua KPK Laporkan Albertina Ho Bukan karena Sedang Tersangkut Kasus Etik

Dewas Harap Wakil Ketua KPK Laporkan Albertina Ho Bukan karena Sedang Tersangkut Kasus Etik

Nasional
Wapres Ma'ruf Amin Tak Titip Program Tertentu untuk Dilanjutkan Gibran

Wapres Ma'ruf Amin Tak Titip Program Tertentu untuk Dilanjutkan Gibran

Nasional
Gibran Minta Petuah Saat Sowan ke Wapres Ma'fuf Amin

Gibran Minta Petuah Saat Sowan ke Wapres Ma'fuf Amin

Nasional
Tantang PDI-P Tarik Semua Menteri Usai Sebut Jokowi Bukan Kader Lagi, TKN: Daripada Capek-capek PTUN

Tantang PDI-P Tarik Semua Menteri Usai Sebut Jokowi Bukan Kader Lagi, TKN: Daripada Capek-capek PTUN

Nasional
Relaksasi HET Beras Premium Diperpanjang hingga 31 Mei 2024

Relaksasi HET Beras Premium Diperpanjang hingga 31 Mei 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com