JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Joko Widodo mengingatkan agar media tetap menjalankan fungsi edukasi dalam pemberitaan dan tidak mengutamakan berita-berita sensasional. Hal itu disampaikan Jokowi karena menilai media massa sudah sangat terbuka.
"Media boleh tajam, tapi tetap mendidik, bukan tajam yang melukai, bukan tajam yang menusuk. Media boleh mengigit, tapi jangan melukai," ujar Jokowi dalam peringatan HUT ke-77 tahun LKBN Antara, di Jakarta, Kamis (18/12/2014).
Menurut Jokowi, dengan industri media saat ini, ada kecenderungan media selalu melihat kebutuhan pasar dalam pemberitaannya, termasuk mengolah berita sensasional. Padahal, kata Jokowi, media seharusnya bisa menggerakkan dan mengorganisasi masyarakat. Ia meminta agar media tidak selalu menampilkan hal-hal negatif meski berperan dalam hal kontrol sosial.
"Media harus bisa mencerahkan. Jangan sampai tiap hari disuguhi hal-hal yang menggigit, melukai tajam, sehingga terlihat negatif dan menjadikan kita pesimistis. Padahal, yang ingin kita bangun optimisme," ujar Jokowi.
Secara khusus, Jokowi berpesan kepada Antara agar bisa memberikan opini yang baik. Jokowi menganggap Antara sebagai "humas" pemerintah.
"Antara adalah PR (
public relation) pemerintah, mestinya punya tanggung jawab yang lebih dalam membangun opini yang baik, utamanya dalam rangka pemanfaatan, dalam rangka menggerakkan masyarakat menuju hal-hal baik," kata dia.
Pada kesempatan ini, Jokowi juga dianugerahi penghargaan Antara Achievement Award 2014. Ia mendapatkan kriteria "Man of The Year" atau Tokoh Pilihan Rakyat 2014 karena dianggap membawa semangat dan inspirasi bagi masyarakat luas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.