JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik dari Populi Center Nico Harjanto memprediksi bahwa dinamika politik di Kabinet Kerja pada 2015 masih cukup tinggi. Kemungkinan Presiden Joko Widodo untuk merombak kabinetnya atau reshuffle pun terbuka lebar.
Menurut Nico, Jokowi merupakan sosok pemimpin yang mengedepankan ritme kerja. Sehingga, apabila ada anggota kabinetnya yang tak dapat mengikuti ritmenya, besar kemungkinan akan diganti. Terutama, kata dia, para menteri 'titipan'.
"Reshuffle kabinet sangat mungkin, jika tidak perform seperti keinginan Jokowi-JK," kata Nico saat diskusi yang diselenggarakan Institut Peradaban dan populi center bertajuk 'Politik Indonesia 100 Hari Jokowi' di Jakarta, Rabu (17/12/2014).
Kendati diganti, ia mengatakan, kecil kemungkinan pengganti menteri "titipan" itu berasal dari gerbong berbeda. Sebab, sejumlah posisi kementerian strategis sejak awal memang sudah diincar oleh pihak-pihak tertentu. "Terutama (pergantian) buat yang titipan, kemungkinan dari pot yang sama," ujarnya.
Sementara itu, pengamat politik Salim Said mengatakan, Jokowi saat ini masih dikelilingi oleh 'orang-orang kuat'. Surya Paloh, Megawati Soekarnoputri, dan Jusuf Kalla, misalnya, merupakan tokoh besar yang sudah atau sedang memjabat sebagai ketua umum partai politik saat ini. Faktor ini dikhawatirkan membuat Jokowi tak optimal dalam bekerja.
"Sementara, Jokowi bukan pemimpin parpol. Sehingga, muncul kekhawatiran Jokowi tak akan dapat bekerja secara leluasa karena banyak politik kepentingan," kata Salim.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.