Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jusuf Kalla: Transparansi Itu seperti Dapur Restoran yang Bisa Dilihat Publik

Kompas.com - 12/12/2014, 20:20 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Presiden Jusuf Kalla mengibaratkan transparansi suatu badan publik sama dengan dapur sebuah restoran. Menurut Kalla, dapur yang sengaja ditunjukkan kepada publik keadaannya cenderung bersih. Si pemilik dapur, kata Kalla, ingin selalu menunjukkan kondisi dapur yang terbaik kepada masyarakat. Ia pun mengaitkan transparansi dengan dapur Palang Merah Indonesia yang sengaja diposisikan di depan, bukan di belakang seperti dapur pada umumnya.

"Tadi pagi sebelum ke sini, saya hadir di PMI, presentasi tentang rumah sakit PMI. Salah satu yang agak saya bertanya kenapa dapurnya dekat tempat tunggu dan transparan, (lalu) dijawab 'Oh, Pak kalau mau dapur bersih, harus transparan. Kalau di belakang, kotor, nanti tidak ada yang kontrol. Jadi, dapurnya sengaja di depan orang, semua kaca'. Itulah artinya transparansi. Kalau transparan, dia cenderung bersih, sama juga beberapa restoran," papar Kalla saat menyampaikan sambutannya dalam acara serah terima penghargaan keterbukaan informasi publik, di Kantor Wapres, Jakarta, Jumat (12/12/2014).

Sebagai negara demokratis, lanjut Kalla, Pemerintah Indonesia seharusnya bisa menerapkan transparansi dan keterbukaan. Kalla juga mengatakan, pemerintah bisa memberi ruang bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam pemerintahan. Menurut dia, partisipasi masyarakat ini bisa didorong dengan keterbukaan informasi dari instansi pemerintah.

"Nah, karena itulah, tujuannya ialah memberikan kita semua partisipasi publik karena informasi publik meningkatkan partisipasi publik. Itu menjadi bagian dari sistem kita semua. Maka, semua lembaga, kalau dulu hanya punya humas, maka ini lebih tinggi lagi dari humas, yakni PPID (pejabat pengelola informasi dan dokumentasi)" kata Kalla.

Selain berfungsi sebagai humas, lanjut dia, PPID bisa menerima aduan dari masyarakat sehingga ada proses timbal balik. Melalui PPID ini, menurut Kalla, masyarakat bisa lebih mudah menyampaikan saran kepada pemerintah.

Politikus Partai Golkar ini mengapresiasi sejumlah badan publik yang mendapatkan penghargaan dari Komisi Informasi Pusat dalam hal keterbukaan publik. Untuk kategori partai politik, KIP menilai Gerindra sebagai parpol yang paling terbuka. Di bawah Gerindra ada Partai Keadilan Sejahtera, disusul Partai Kebangkitan Bangsa. Penilaian ini hanya dilakukan terhadap badan publik yang mengisi dan mengembalikan kuesioner yang diberikan KIP.

Dari 12 partai politik, hanya empat parpol yang mengembalikan kuesioner kepada KIP. Kuesioner ini merupakan penilaian mandiri (self assesment questioner) yang kemudian akan dinilai tim KIP melalui pemeriksaan dan pembuktian terhadap data serta informasi yang ada di website masing-masing badan publik. Selanjutnya, tim KIP akan turun lapangan mengunjungi langsung badan–badan publik yang hasil kuesionernya dianggap cukup untuk masuk dalam peringkat 10 terbaik.

Dalam proses ini, tim KIP melakukan wawancara, pembuktian langsung dokumen atau informasi dalam berbagai format berdasarkan keterangan yang diisi dalam kuesioner. Selain partai politik, KIP melakukan penilaian terhadap kementerian, badan/lembaga pemerintahan, pemerintah provinsi, BUMN, dan perguruan tinggi negeri. Kategori tiga besar kementerian yang dinilai paling terbuka adalah Kementerian Keuangan, disusul Kementerian Perindustrian, kemudian Kementerian Perhubungan.

Sementara itu, kategori badan publik tiga besar berturut-turut adalah Arsip Nasional, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, serta Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan.

Kategori pemerintahan provinsi diraih Pemprov Nusa Tenggara Barat di peringkat pertama, disusul Pemprov Aceh serta Pemprov Kaltim.

Kategori BUMN dimenangkan PT Bio Farma disusul PT PLN dan PT Taspen.

Selanjutnya, tiga besar kategori universitas berturut-turut adalah Universitas Indonesia, Universitas Brawijaya, dan Institut Pertanian Bogor. Penilaian ini dilakukan tim KIP sejak 27 Oktober 2014 hingga 4 Desember 2014.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan 'Amicus Curiae' seperti Megawati

Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan "Amicus Curiae" seperti Megawati

Nasional
Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah 'Nyapres' Tidak Jadi Gubernur Jabar

Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah "Nyapres" Tidak Jadi Gubernur Jabar

Nasional
Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Nasional
Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Nasional
Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com