Seperti diberitakan, Bali adalah basis dukungan terhadap Aburizal Bakrie yang akhirnya sepakat mendukungnya sebagai Ketua Umum secara aklamasi.
Dewa menuturkan, Pengurus Golkar tingkat kabupaten dan kota di Bali mulai menjalani karantina sehari setelah Munas Golkar di Bali selesai. Mereka dipesankan hotel hingga dilibatkan dalam berbagai kegiatan agar tak bisa hadir dalam Munas Golkar tandingan di Jakarta.
Menurut Dewa, semua pengurus DPD II Golkar sebenarnya mendapat pesan singkat yang isinya undangan untuk hadir dalam munas di Jakarta. Namun, hanya dia yang berani memutuskan untuk berangkat ke Jakarta dengan ongkos pribadi.
"Yang lain takut diganti. Mereka semua sudah diomongin. Lagipula ada pengarahan dari Pak Aburizal yang mengancam akan membekukan pengurus yang datang ke munas lain," kata Dewa yang sempat menjadi panitia lokal dalam Munas di Bali itu.
Dia menyebutkan, kepergiannya ke Jakarta untuk hadir dalam munas versi Presidium Penyelamat Partai Golkar sudah diketahui oleh Ketua DPD Partai Golkar Bali, I Ketut Sudikerta.
"Beliau tahu dan biasa saja. Ini kan pilihan saya. Saya tidak mengajak siapa pun, ini pilihan politik saya sendiri," ungkap Dewa.
Dewa mengaku hadir dalam Munas di Jakarta karena kecewa dengan hasil Munas di Bali. Meski terlibat mulai dari proses persiapan hingga penutupan, Dewa menilai munas di Bali penuh rekayasa.
"Kalau mau dipecat silakan, tapi kan mereka (kepengurusan Aburizal) belum disahkan Kemenkumham. Kita lihat saja nanti," ucap dia.