Ia mengungkapkan, pilihan tempat di kebun kelapa sawit ini menindaklanjuti kebijakan pemerintah yang melarang pegawai negeri sipil (PNS) menggelar rapat di hotel.
"Jika instansi pemerintah demikian, maka tidak ada alternatif lain, TNI kembali ke tenda-tenda ini," kata Gatot dalam laporannya kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat menghadiri tatap muka dengan para dansat TNI AD, di perkebunan kelapa sawit Arut Selatan, Jumat (5/12/2014).
Dalam kesempatan ini, Presiden didampingi Ibu Negara Iriana Widodo, Panglima TNI Jenderal Moeldoko, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno, dan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman.
Sebelumnya, dalam laporannya, Gatot mengatakan, apel danrem dan dandim ini digelar untuk menindaklanjuti kekhawatiran terhadap pertambahan penduduk yang terus melesat. Ia menyebutkan, pada tahun 1800, jumlah penduduk dunia mencapai 1 miliar jiwa. Angka ini bertambah menjadi dua kali lipat pada tahun 1930 dengan jumlah 2 miliar jiwa. Adapun pada tahun 2011, jumlah penduduk dunia sudah melesat mencapai 7 miliar jiwa.
"Ini sudah melebihi dana dukung dunia sebesar 4 miliar jiwa," kata Gatot.
Ia memperkirakan, pada tahun 2043, jumlah penduduk dunia akan mencapai 12,2 miliar jiwa. Pertambahan penduduk yang sangat pesat, kata Gatot, akan membawa kondisi-kondisi tertentu, seperti persediaan energi dan pangan serta air yang menipis sehingga berpotensi memunculkan konflik.
"Sangat dimungkinkan bahwa bentuk konflik ke depan berlatar belakang energi, pangan, dan air, yaitu ekuator," kata dia.
Oleh karena itu, menurut Gatot, TNI AD menilai, perkembangan ini perlu disikapi untuk mengantisipasi potensi-potensi konflik yang mungkin terjadi karena pertambahan jumlah penduduk.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.