"Siapa yang bilang? Itu yang lalu, pada saat kejadian pada tanggal 21 September. Pangdam-nya dimutasi, Danrem-nya dimutasi, begitu," kata Gatot di Istana Bogor, Jumat (28/11/2014).
Menurut Gatot, TNI AD masih melakukan investigasi sehingga tak bisa semudah itu melakukan pergantian pucuk pimpinan wilayah. Pemecatan di level prajurit, kata Gatot, juga harus melalui proses hukum yang ada.
"Investigasi lihat dulu dong. Latar belakangnya bagaimana, baru kita ambil keputusan," kata dia.
Dia mengungkapkan bahwa investigasi itu belum diketahui kapan akan selesai. Yang pasti, sebut Gatot, Presiden Joko Widodo memerintahkan untuk segera dicari solusi yang permanen. Ia memastikan bahwa hasil investigasi akan disampaikan secara terbuka kepada publik.
Dicopot
Sebelumnya diberitakan, Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal Gatot Nurmantyo mencopot jabatan Pangdam I/Bukit Barisan Mayor Jenderal Winston Simanjuntak dan Dandim 0316 Batam Letkol Inf Josep Tarada Sidabutar. Keduanya dicopot karena bentrok antara TNI dan Polri di Mako Brimob Kepulauan Riau beberapa waktu lalu hingga menewaskan seorang personel TNI.
"Di posisi tentara sudah ada. Komda I, panglimanya sudah diganti. Dandim juga diganti," ujar Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu seusai pertemuan Panglima Kodam di Istana Bogor, Jumat (28/11/2014).
Ryamizard mengatakan bahwa pemecatan itu sudah sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo. Presiden ingin agar kasus Batam tidak terulang lagi.
"Beliau tegaskan, kalau harus pindah, ya dipindahkan. Kalau harus dihukum, ya dihukum. Harus dipecat, ya dipecat. Itu tegas tadi Pak Presiden," imbuh Ryamizard.
Pada 19 November lalu, terjadi aksi penembakan di Mako Brimob Polda Kepri, Tembesi, Batam. Bentrok ini mengakibatkan satu orang anggota TNI tewas tertembak.Peristiwa ini diperkirakan terjadi akibat ketidakpuasan dari kasus penyelesaian bentrok TNI dan Polri tanggal 21 September lalu. Saat itu, Polri menggerebek sebuah pos tempat penimbunan BBM yang ternyata melibatkan anggota TNI hingga akhirnya kedua kubu bentrok. Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.