Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aburizal Diyakini Kehilangan Dukungan Jadi Ketua Umum

Kompas.com - 27/11/2014, 16:11 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Juru bicara Poros Muda Golkar, Andi Sinulingga, meyakini bahwa Ketua Umum Aburizal Bakrie tak lagi didukung menjadi ketua umum oleh para kader Partai Golkar. Ia menilai, Aburizal memiliki personal yang tidak baik sehingga akan berdampak buruk pada citra partai tersebut.

"Saya kira tidak hanya masyarakat, para kader juga tidak mau Aburizal memimpin lagi. Personifikasi ketua umum yang buruk akan berimplikasi pada citra partai," ujar Andi dalam diskusi di Jakarta, Kamis (27/11/2014).

Menurut Andi, banyak janji Aburizal yang tidak terealisasi saat ia memimpin Golkar. Misalnya, sebut Andi, Aburizal sempat berkata tidak berniat untuk menjadi presiden dan murni mengabdikan hidupnya untuk Golkar serta menyiapkan dana abadi untuk menyejahterakan partai.

"Betapa luar biasa idealismenya itu. Semua ini tidak pernah dilakukan. Ini semata ambisi pribadi Aburizal dan kelompoknya," kata Andi.

Andi menilai, Golkar membutuhkan sosok yang kuat untuk mengembalikan kejayaan Golkar. Figur tersebut, kata Andi, harus memiliki hasrat mengelola organisasi untuk melakukan konsolidasi dengan program yang bermanfaat. Selain itu, menurut Andi, seorang pemimpin semestinya menjadikan partai sebagai gudang gagasan untuk bertukar pikiran dalam menyelesaikan berbagai masalah internal.

Ia mengatakan, sosok itu yang tak dapat ditemukannya dalam diri Aburizal. "Saya tidak melihat ada masalah yang di-solve (diselesaikan) sama Aburizal. Konflik agama, politik, tidak ada pikiran mendasar Aburizal," ujar dia.

Aburizal pun dianggap otoriter dalam menjalankan roda organisasi selama memimpin Golkar. Wakil Sekjen DPP Partai Golkar Ace Hasan Syadzily menilai, kultur organisasi yang dibangun oleh Aburizal menunjukkan kepentingan personal yang terlihat jelas.

"Kami juga bertanya-tanya apa alasan logis untuk terpilihnya kembali Aburizal, kecuali bicara soal oligarki politik dan kepentingan personal," ujar Ace.

Penentangan terhadap Aburizal memang memicu konflik di internal Partai Golkar. Beberapa hari lalu, sebagian anggota DPP Partai Golkar membentuk tim penyelamat Partai Golkar, yang bahkan menonaktifkan Aburizal dari jabatan ketua umum. (Baca: Tim Penyelamat Partai Golkar Mengaku Hanya Nonaktifkan Aburizal, Bukan "Kudeta")

Meski begitu, politikus Partai Golkar Nurdin Halid menganggap Aburizal masih dikehendaki untuk memimpin partai berlambang beringin tersebut. Nurdin bahkan mengklaim, peluang Ical terpilih secara aklamasi sangat besar jika para calon ketua umum lainnya tidak hadir pada pemilihan yang digelar dalam munas di Bali. Hingga saat ini, kata Nurdin, hanya Ical yang dipastikan mendapat dukungan penuh dari para pemilik suara.

"Semua harus sesuai mekanisme aturan-aturan itu. Tatib disahkan oleh semua peserta yang punya hak suara. Tidak ada hak yang dipaksakan," ujarnya. (Baca: Nurdin Halid Ingatkan Pesaing Aburizal Contoh PDI-P)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Disebut Sudah Minta AHY Berikan Nama Kader Demokrat untuk Masuk Kabinet Mendatang

Prabowo Disebut Sudah Minta AHY Berikan Nama Kader Demokrat untuk Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Pangkoarmada I Akan Buat Kajian agar Kapal Patroli yang Dibeli dari Italia Ditempatkan di Wilayahnya

Pangkoarmada I Akan Buat Kajian agar Kapal Patroli yang Dibeli dari Italia Ditempatkan di Wilayahnya

Nasional
Pakar: 'Amicus Curiae' untuk Sengketa Pilpres Fenomena Baru

Pakar: "Amicus Curiae" untuk Sengketa Pilpres Fenomena Baru

Nasional
Densus 88 Polri Kembali Tangkap 1 Teroris Jaringan JI di Sulteng, Totalnya Jadi 8

Densus 88 Polri Kembali Tangkap 1 Teroris Jaringan JI di Sulteng, Totalnya Jadi 8

Nasional
Yusril Tertawa Ceritakan Saksi Ganjar-Mahfud Bawa Beras 5 Kg untuk Buktikan Politisasi Bansos

Yusril Tertawa Ceritakan Saksi Ganjar-Mahfud Bawa Beras 5 Kg untuk Buktikan Politisasi Bansos

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Karangan Bunga Bernada Sindiran Muncul di MK

Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Karangan Bunga Bernada Sindiran Muncul di MK

Nasional
Yusril Akui Sebut Putusan 90 Problematik dan Cacat Hukum, tapi Pencalonan Gibran Tetap Sah

Yusril Akui Sebut Putusan 90 Problematik dan Cacat Hukum, tapi Pencalonan Gibran Tetap Sah

Nasional
Bukan Peserta Pilpres, Megawati Dinilai Berhak Kirim 'Amicus Curiae' ke MK

Bukan Peserta Pilpres, Megawati Dinilai Berhak Kirim "Amicus Curiae" ke MK

Nasional
Perwakilan Ulama Madura dan Jatim Kirim 'Amicus Curiae' ke MK

Perwakilan Ulama Madura dan Jatim Kirim "Amicus Curiae" ke MK

Nasional
PPP Tak Lolos ke DPR karena Salah Arah Saat Dukung Ganjar?

PPP Tak Lolos ke DPR karena Salah Arah Saat Dukung Ganjar?

Nasional
Kubu Prabowo Sebut 'Amicus Curiae' Megawati soal Kecurangan TSM Pilpres Sudah Terbantahkan

Kubu Prabowo Sebut "Amicus Curiae" Megawati soal Kecurangan TSM Pilpres Sudah Terbantahkan

Nasional
BMKG Minta Otoritas Penerbangan Waspada Dampak Erupsi Gunung Ruang

BMKG Minta Otoritas Penerbangan Waspada Dampak Erupsi Gunung Ruang

Nasional
Demokrat Tak Resisten jika Prabowo Ajak Parpol di Luar Koalisi Gabung Pemerintahan ke Depan

Demokrat Tak Resisten jika Prabowo Ajak Parpol di Luar Koalisi Gabung Pemerintahan ke Depan

Nasional
Kubu Prabowo-Gibran Yakin Gugatan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud Ditolak MK

Kubu Prabowo-Gibran Yakin Gugatan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud Ditolak MK

Nasional
Aktivis Barikade 98 Ajukan 'Amicus Curiae', Minta MK Putuskan Pemilu Ulang

Aktivis Barikade 98 Ajukan "Amicus Curiae", Minta MK Putuskan Pemilu Ulang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com