Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Agung Laksono Bantah Intervensi Pemerintah, Cuek dengan Prabowo dan KMP

Kompas.com - 27/11/2014, 03:29 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Umum Partai Golkar Agung Laksono membantah adanya intervensi pihak lain dalam pembentukan tim penyelamat Partai Golkar yang dipimpinnya. Dugaan mengenai adanya intervensi muncul setelah Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Tedjo Edhy Purdijatno meminta Partai Golkar untuk membatalkan Musyawarah Nasional IX di Bali karena khawatir terjadi kericuhan dan mengganggu pariwisata di Bali.

Sebagai informasi, Jusuf Kalla merupakan mantan ketua umum Partai Golkar, sedangkan Tedjo Edhy merupakan mantan politikus Partai Nasdem, partai yang didirikan Surya Paloh, mantan Ketua Dewan Penasihat Partai Golkar yang juga pesaing Aburizal Bakrie dalam Munas VIII pada 2009 silam.

"Kami tidak ada hubungannya (dengan Kalla dan Paloh). Yang kami concern, kewajiban di pundak dan pikiran kami, tidak boleh menyimpang, menjaga marwah partai," ujar Agung Laksono dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu (26/11/2014) malam.

Jika Kalla atau Surya Paloh ikut berkomentar terhadap kondisi Partai Golkar, maka Agung menghargai pendapat keduanya. Meski begitu, usulan itu tidak serta-merta menjadi bukti bahwa tim penyelamat Partai Golkar telah diintervensi.

"Kami apresiasi kepada tokoh-tokoh yang pernah jadi pimpinan atau pengurus, yang punya kepedulian. Kami hargai, tapi kami berikan secara proporsional," ucap Agung.

Tim penyelamat Partai Golkar, menurut Agung, bahkan tidak mempermasalahkan kedekatan Aburizal dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto atau tokoh lain di Koalisi Merah Putih. "Semua punya networking itu sah saja. Pertimbangan kami hanya organisasi, tidak dipengaruhi kepentingan lain, apakah koalisi atau pertemanan. Itu silakan masing-masing," ujar mantan Menteri Koordinator bidang Kesejahteraan Sosial ini. 

Selain itu, Agung Laksono juga yakin Prabowo atau tokoh di Koalisi Merah Putih lainnya mau ikut campur dalam urusan internal Partai Golkar.

"Pimpinan partai sudah dewasa, sudah matang. Moso mau ikut campur, pasti malu ikut campur urusan partai lain," kata Agung. "Tidak ada urusannya KMP. KMP enggak ada suaranya," lanjutnya.

Sebelumnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla menolak jika pemerintah disebut mengintervensi proses politik Partai Golkar. Menurut Kalla, pemerintah hanya mempertimbangkan faktor keamanan yang mungkin bisa mengganggu kegiatan wisata jika Golkar menggelar musyawarah nasional (munas) di Bali yang bertepatan musim libur menjelang akhir tahun.

Pemerintah khawatir Munas Golkar yang akan digelar di Bali berlangsung ricuh mengingat rapat pleno persiapan munas yang digelar di DPP Partai Golkar, Selasa (25/11/2014), diwarnai bentrok fisik.

"Intervensinya apa? Pemerintah kan melihat dari sudut keamanan, bukan intervensi, karena pemerintah, polisi bertanggung jawab kepada keamanan. Kalau kayak kemarin, terjadi bawa parang, tenteng-tenteng, berkelahi melempar batu, di Bali nanti bagaimana?" kata Kalla. (baca: Jusuf Kalla Tak Mau Pemerintah Disebut Intervensi Golkar)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

Nasional
Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Nasional
Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Nasional
Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Nasional
PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

Nasional
Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

Nasional
Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

Nasional
Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

Nasional
PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

Nasional
Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

Nasional
Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

Nasional
Kepala BNPT: Waspada Perkembangan Ideologi di Bawah Permukaan

Kepala BNPT: Waspada Perkembangan Ideologi di Bawah Permukaan

Nasional
KPK Dalami 2 LHKPN yang Laporkan Kepemilikan Aset Kripto, Nilainya Miliaran Rupiah

KPK Dalami 2 LHKPN yang Laporkan Kepemilikan Aset Kripto, Nilainya Miliaran Rupiah

Nasional
Pertamina dan Polri Jalin Kerja Sama dalam Publikasi untuk Edukasi Masyarakat

Pertamina dan Polri Jalin Kerja Sama dalam Publikasi untuk Edukasi Masyarakat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com