JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie menyesalkan terjadinya bentrok di Kantor DPP Partai Golkar, Selasa (25/11/2014) petang. Menurut Aburizal, kejadian bentrok itu menyalahi sistem demokrasi di Indonesia.
"Saya menyesalkan bahwa dalam jaman demokrasi sekarang ini ada pihak-pihak yang ingin memaksakan kehendak dengan melakukan suatu tindakan kekerasan. Ini tentu tidak dibenarkan di dalam demokrasi saat ini," kata Aburizal di Bakrie Tower, Jakarta, Selasa malam.
Aburizal mengimbau seluruh elemen Partai Golkar yang bertikai untuk menyudahi perpecahan di tubuh partai tersebut. Menurut dia, semestinya konflik diselesaikan dengan perdebatan dan bertukar pikiran, bukan dengan tindak kekerasan. "Saya kira kita perlu lakukan suatu perdebatan, silahturahmi dan bertukar pikiran untuk kemajuan Partai Golkar mendatang," kata Aburizal.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tanjung juga menyayangkan sampai ada tindak kekerasan yang terjadi akibat konflik internal partainya. Apalagi, kata Akbar, sampai ada yang terluka dalam insiden tersebut.
"Saya melihat orang itu kesakitan kena pukul. Saya tanya orang itu siapa. 'Saya security'. Siapa yang pukul kamu? 'Saya tidak tahu'. Tapi, katanya orang yang tidak suka pada Golkar," kata Akbar.
Sebelumnya, terjadi bentrokan di Kantor DPP Partai Golkar sekitar pukul 15.30 dan berlangsung tak sampai lima menit. Kedua kelompok AMPG saling baku hantam di lapangan parkir dan menyebabkan beberapa sepeda motor mengalami kerusakan ringan.
Beberapa lampu sepeda motor pecah dan sejumlah helm juga rusak karena digunakan sebagai alat untuk menyerang lawan. Kelompok pemuda itu berasal dari AMPG yang dipimpin Yorrys Raweyai dan AMPG yang dipimpin Ahmad Dolly Kurnia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.