"Saya sampaikan, jangan Anda berbuat yang tidak demokratis, jangan Anda menekan-nekan. Dia (Aburizal) jawab enggak ada," kata Kalla, di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa (25/11/2014).
Kalla berharap, persoalan internal yang tengah terjadi di partai berlambang pohon beringin itu bisa diselesaikan dengan baik. Ia juga berharap tak ada perpecahan di internal Golkar yang mengakibatkan munculnya partai baru sebagai bentuk kekecewaan kader.
"Saya harap tidak karena teman-teman sudah dewasa," ujarnya.
Meski demikian, Kalla mengakui, sulit untuk menyatukan perbedaan pandangan saat ini. Oleh karena itu, ia menilai, wajar jika ada tujuh calon ketua umum yang siap maju melawan petahana Aburizal Bakrie.
"Nanti voting-lah yang menentukan. Sulit juga menggabungkan dewasa ini. Ada beberapa yang mengundurkan diri," kata dia.
Mengenai bentrokan yang terjadi saat rapat pleno pembahasan Munas, Kalla berharap tidak ada korban jiwa. Menurut dia, ini pertama kalinya terjadi bentrokan fisik menjelang Munas.
Menurut Kalla, selama ini perbedaan pandangan di antara kader Golkar tidak pernah memunculkan bentrokan fisik. Kubu tidak sejalan dengan ketua umum partai biasanya memilih membentuk partai sendiri. Ia mencontohkan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) besutan Sutiyoso dan Partai Nasdem yang dibentuk Surya Paloh.
"Katakanlah ada PKPI, kemarin 2009 akibat tidak puas ada Nasdem, tetapi cara itu demokratis, tidak pakai fisik," sambung Kalla.
Kalla mengatakan, ia akan berkomunikasi dengan para kader senior Golkar terkait dinamika yang terjadi saat ini. "Saya yakin mereka bisa menyelesaikan dulu. Kalau memang ini, ya saya akan bicara dengan para senior," kata Kalla.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.