Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/11/2014, 13:41 WIB


KOMPAS.com - SEUSAI pesta pora merayakan pelantikan presiden di sidang MPR Senin, 20 Oktober, para penguasa Istana Kepresidenan kini mulai menuai berbagai kecaman. Kecaman dimulai dari lambannya pengumuman kabinet, disusul pengumuman yang membuat banyak orang menyampaikan ”salam gigit jari” alias kecewa. Pada saat berkumandang ”salam gigit jari” muncul pula buku 100 Janji Jokowi-JK yang diterbitkan Tim Riset Institute for Policy Studies dan diberi pengantar oleh Fadli Zon.

Fadli Zon, sebagai Wakil Ketua DPR, datang ke Redaksi Kompas, Palmerah Selatan, Jakarta, Selasa (4/11). Ia memberikan buku itu kepada pers. Dalam bukunya yang diluncurkan di Pasar Rebo itu, dituliskan janji pertama presiden ke-7 RI: ”Membesarkan Pertamina, Mengalahkan Petronas (perusahaan minyak Malaysia)” dan janji kedua adalah ”Memberantas Mafia Energi”.

Namun, kini, Istana menghadapi kecaman kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) sebesar Rp 2.000. Penunjukan nama Jaksa Agung dari partai politik dan pelantikan Gubernur DKI Jakarta di Istana juga mendapat kecaman dan kritik di mana-mana.

Ketika kenaikan harga BBM diumumkan, segera artis Cornelia Agatha memasang di statusnya ”Salam 2000”. Salam jenaka ini segera berkumandang.

Ditanya tentang kenaikan harga BBM, mantan anggota DPR dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Eva Sundari, mengatakan, ”Guncanglah... tapi aku ini lagi umrah, golek tombo ati (cari obat hati).”

Sebelum menaikkan harga BBM, Presiden Joko Widodo menyatakan pemborosan penggunaan BBM harus diakhiri dan menyerukan siap melakukan hal yang tak populer. Dengan mengurangi subsidi BBM, Lembaga Survei Indonesia (LSI) mencatat, popularitas Jokowi menurun.

Hampir bersamaan dengan kenaikan harga BBM, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi, di Banyuwangi, Jawa Timur, mengumumkan pembatasan untuk berpesta oleh para pejabat pemerintah guna memberi contoh hidup sederhana kepada masyarakat.

Pembatasan itu juga berlaku untuk presiden dan wakil presiden. Presiden ke-2 RI Soeharto dan presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono juga pernah menyerukan hidup sederhana.

Apa pun alasannya, kenaikan harga BBM membuat merana rakyat karena harga kebutuhan sehari-hari melonjak tinggi. Mantan anggota DPR dari Fraksi Golkar, Nurul Arifin, pun mengeluh atas harga yang naik.

”Sayuran dan bahan pokok udah pada naik. Uang belanja di rumah udah tidak cukup. Si embak (pembantu rumah tangganya) bilang kepada saya, ’Kurang Non (panggilan Nurul di rumah), sekarang udah pada naik,” ujar Nurul yang sekarang jadi juru bicara Ketua DPR.

Kalau harga kebutuhan pokok naik, lalu apa yang tidak naik? ”Harga diri kelihatannya,” jawab Nurul sambil tertawa terbahak-bahak.

Ketika harga BBM naik, seorang pengurus PDI-P Gombong, Kebumen, Jawa Tengah, yang tidak mau disebut namanya, langsung menolak rombongan acara panggung kesenian dari Jakarta yang akan pentas di Gombong. Alasannya, rakyat baru menderita, jangan diberi tontonan yang mengesankan pamer kemewahan. ”BBM baru naik, suasana jadi kurang enak, yo,” ujar tokoh tersebut.

Sekretaris Fraksi Golkar di DPR Bambang Soesatyo setuju acara-acara yang membutuhkan dana besar dan mempertontonkan kemewahan (apalagi yang didatangkan dari luar negeri) sebaiknya dibatasi dulu. Kenaikan harga BBM, lanjut Bambang, bisa membuat banyak orang menyampaikan ”salam lima jari rapat dan telentang”, artinya mengemis ke sana kemari.

Jadi, jangan sampai ada salam lima jari rapat telentang ya. (J Osdar)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Serba-Serbi Pembelaan Kubu Prabowo-Gibran dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Serba-Serbi Pembelaan Kubu Prabowo-Gibran dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Nasional
Kecerdasan Buatan Jadi Teman dan Musuh bagi Industri Media

Kecerdasan Buatan Jadi Teman dan Musuh bagi Industri Media

Nasional
Saat Sengketa Pilpres di MK Jadi Panggung bagi Anak Yusril, Otto, Maqdir, dan Henry Yoso...

Saat Sengketa Pilpres di MK Jadi Panggung bagi Anak Yusril, Otto, Maqdir, dan Henry Yoso...

Nasional
Pemerintah Kembali Banding di WTO, Jokowi: Saya Yakin Kita Mungkin Kalah Lagi, tapi...

Pemerintah Kembali Banding di WTO, Jokowi: Saya Yakin Kita Mungkin Kalah Lagi, tapi...

Nasional
Menteri ESDM Pastikan Divestasi Saham PT Freeport Akan Sepaket dengan Perpanjangan Kontrak Hingga 2061

Menteri ESDM Pastikan Divestasi Saham PT Freeport Akan Sepaket dengan Perpanjangan Kontrak Hingga 2061

Nasional
Kata Bahlil Usai Terseret dalam Sidang MK Imbas Dampingi Gibran Kampanye di Papua

Kata Bahlil Usai Terseret dalam Sidang MK Imbas Dampingi Gibran Kampanye di Papua

Nasional
[POPULER NASIONAL] Gugatan Anies dan Ganjar Tak Mustahil Dikabulkan | Harvey Moeis Tersangka Korupsi

[POPULER NASIONAL] Gugatan Anies dan Ganjar Tak Mustahil Dikabulkan | Harvey Moeis Tersangka Korupsi

Nasional
Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar

Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar

Nasional
Soal Perpanjangan Kontrak Shin Tae-yong, Menpora: Prinsipnya Kami Ikuti PSSI

Soal Perpanjangan Kontrak Shin Tae-yong, Menpora: Prinsipnya Kami Ikuti PSSI

Nasional
Soal Potensi Jadi Ketum Golkar, Bahlil: Belum, Kita Lihat Saja Prosesnya

Soal Potensi Jadi Ketum Golkar, Bahlil: Belum, Kita Lihat Saja Prosesnya

Nasional
Tanggal 31 Maret Memperingati Hari Apa?

Tanggal 31 Maret Memperingati Hari Apa?

Nasional
Bawaslu Akui Tak Proses Laporan Pelanggaran Jokowi Bagikan Bansos dan Umpatan Prabowo

Bawaslu Akui Tak Proses Laporan Pelanggaran Jokowi Bagikan Bansos dan Umpatan Prabowo

Nasional
Soal Usulan 4 Menteri Dihadirkan di Sidang MK, Kubu Prabowo-Gibran: Kami 'Fine-fine' saja, tapi...

Soal Usulan 4 Menteri Dihadirkan di Sidang MK, Kubu Prabowo-Gibran: Kami "Fine-fine" saja, tapi...

Nasional
e-Katalog Disempurnakan LKPP, Menpan-RB Sebut Belanja Produk Dalam Negeri Jadi Indikator RB

e-Katalog Disempurnakan LKPP, Menpan-RB Sebut Belanja Produk Dalam Negeri Jadi Indikator RB

Nasional
Menteri PDI-P dan Nasdem Tak Hadiri Buka Puasa Bersama Jokowi, Menkominfo: Lagi Ada Tugas di Daerah

Menteri PDI-P dan Nasdem Tak Hadiri Buka Puasa Bersama Jokowi, Menkominfo: Lagi Ada Tugas di Daerah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com