Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komnas Perempuan Desak Kapolri Keluarkan Kebijakan untuk Hapus Tes Keperawanan

Kompas.com - 21/11/2014, 23:50 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com
- Komisi Anti Kekerasan terhadap Perempuan menyesalkan adanya tes keperawanan yang masih berlangsung di kepolisian, sebagai bagian dari tes kesehatan calon anggota Polwan. Komnas Perempuan menilai tes tersebut sebagai serangan seksual yang merendahkan derajat manusia dan diskrimatif terhadap perempuan.

Karena itu Kapolri pun diminta untuk segera mengeluarkan kebijakan tertulis untuk menghapus tes keperawanan di institusinya. Selain Polri, seruan yang sama juga ditujukan kepada TNI.

"Kebijakan tertulis itu bisa berupa Keputusan Kapolri atau Surat Edaran. Intinya bagaimana agar praktik diskriminasi itu dihapus," kata Komisioner Komnas Perempuan Andy Yentriyani saat dihubungi Kompas.com, Jumat (21/11/2014) malam.

Komnas Perempuan, menurut Andy, memahami kalau tes ini tidak memengaruhi kelulusan bagi seorang calon anggota Polwan. Namun Andy menilai tes ini dianggap diskriminatif dan merendahkan perempuan, karena memeriksa kondisi selaput dara yang kerap dikaitkan dengan pernah atau tidaknya seorang perempuan melakukan hubungan seksual.

"Tes ini tidak memiliki kemanfaatan medis untuk menentukan kondisi kesehatan seseorang, melainkan lebih lekat pada prasangka mengenai moralitas perempuan dan dapat menimbulkan trauma bagi yang mengalaminya," kata dia.

Andy melanjutkan, kondisi ini dikhawatirkan memelihara stigma "perempuan nakal" hanya dari selaput dara. "Karena bisa saja ada perempuan yang dilahirkan dengan kondisi selaput dara yang berbeda," ucapnya.

Komnas Perempuan pun bersedia untuk berkoordinasi lebih lanjut terkait tes keperawanan, baik itu dengan Polri atau TNI. "Intinya kami tetap meminta tes itu dihapus. Tapi perlu dicatat, yang kami minta hapus itu tes keperawanan, dan bukan tes kesehatan," tutur Andy.

Sebelumnya, Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Polisi Sutarman membantah adanya tes keperawanan bagi para calon polwan. "Yang ada di kita kan tes kesehatan," ujar Sutarman. (baca: Kapolri Bantah Ada Tes Keperawanan Calon Polwan)

Sedangkan Kepala Pusat Kedokteran dan Kesehatan Polri Brigjen Pol Arthur Tampi menegaskan, keperawanan bukan menjadi faktor lulus atau tidaknya seseorang dalam tes penerimaan menjadi seorang polwan. Arthur mengatakan, jika ada seorang calon peserta yang tidak perawan, tetapi kesehatan organ lainnya masih baik, peserta tersebut masih memiliki kesempatan untuk lolos seleksi.

Selain itu Arthur juga menjelaskan, dalam tes seleksi penerimaan anggota Polri terdapat tes kesehatan. Di dalamnya, terdapat pemeriksaan organ reproduksi, baik bagi laki-laki maupun perempuan. Tes tersebut dilakukan untuk memeriksa apakah terdapat penyakit atau kelainan bawaan dalam organ reproduksi calon peserta tersebut. (baca: Polri: Tidak ada Calon Polwan yang Tidak Lulus karena Tidak Perawan)

Baca juga:

- Bantah Tes Keperawanan, Polri Akui Memeriksa Kesehatan Organ Reproduksi

- Kadiv Hukum Polri Benarkan Ada Tes Keperawanan bagi Calon Polwan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

Nasional
Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Nasional
Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Nasional
Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Nasional
Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Nasional
AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum 'Clear', Masih Dihuni Warga

AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum "Clear", Masih Dihuni Warga

Nasional
Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Nasional
Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Nasional
PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

Nasional
Dewas Harap Wakil Ketua KPK Laporkan Albertina Ho Bukan karena Sedang Tersangkut Kasus Etik

Dewas Harap Wakil Ketua KPK Laporkan Albertina Ho Bukan karena Sedang Tersangkut Kasus Etik

Nasional
Wapres Ma'ruf Amin Tak Titip Program Tertentu untuk Dilanjutkan Gibran

Wapres Ma'ruf Amin Tak Titip Program Tertentu untuk Dilanjutkan Gibran

Nasional
Gibran Minta Petuah Saat Sowan ke Wapres Ma'fuf Amin

Gibran Minta Petuah Saat Sowan ke Wapres Ma'fuf Amin

Nasional
Tantang PDI-P Tarik Semua Menteri Usai Sebut Jokowi Bukan Kader Lagi, TKN: Daripada Capek-capek PTUN

Tantang PDI-P Tarik Semua Menteri Usai Sebut Jokowi Bukan Kader Lagi, TKN: Daripada Capek-capek PTUN

Nasional
Relaksasi HET Beras Premium Diperpanjang hingga 31 Mei 2024

Relaksasi HET Beras Premium Diperpanjang hingga 31 Mei 2024

Nasional
Gibran Disebut Masih Fokus di Solo, Undang Wapres Ma'ruf Resmikan Destinasi Wisata

Gibran Disebut Masih Fokus di Solo, Undang Wapres Ma'ruf Resmikan Destinasi Wisata

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com