Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polri Tangkap 65 Penipu Internasional yang Bermarkas di Indonesia

Kompas.com - 20/11/2014, 17:43 WIB
Fathur Rochman

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Kepolisian Republik Indonesia menangkap serta mendeportasi 65 pelaku penipuan lewat saluran telekomunikasi berupa telepon maupun internet yang dilakukan warga negara Tiongkok dan Taiwan. Penangkapan tersebut bekerjasama dengan Kepolisian Taiwan dan Tiongkok.

"Mereka melakukan penipuan dengan modus pemerasan melalui telepon," ujar Kepala Sub Direktorat Cyber Crime Polri, Kombes Rahmat Wibowo, di Bareskrim Mabes Polri, Jakarta, Kamis (20/11/2014).

Rahmat mengatakan, kelompok ini ditangkap pada 18 November 2014. Ke-65 pelaku ini terdiri dari 28 orang warga negara Tiongkok dan 37 orang warga negara Taiwan.

Mereka ditangkap di 3 lokasi berbeda. Yakni di Jalan Gedung Hijau 2 No.8 Jakarta Selatan, yang kedua di Tomang Kavling DKI Jakarta Barat, dan ketiga di Jalan Sriwijaya, Tanjung Pinang, Riau.

Rahmat menjelaskan, modus yang digunakan para pelaku dengan menelepon korbannya dan berpura-pura menjadi aparat kepolisian, Jaksa, ataupun pegawai pajak dari Tiongkok dan Taiwan. Mereka melakukan penipuan dan pemerasan dengan menakut-nakuti korbannya, lalu kemudian meminta untuk mentransfer sejumlah uang.

Selain di Indonesia, Kelompok ini juga tersebar di beberapa negara seperti Filipina, Kamboja, dan Vietnam.

"Seluruh Korbannya ada di Tiongkok dan Taiwan. Kami belum terima ada korban di Indonesia," ucap Rahmat.

Para pelaku sudah dideportasi pada 19 November 2014. Proses pengadilan akan diserahkan pada pihak kepolisian Tiongkok dan Taiwan. Selama tinggal di Jakarta, para pelaku menyewa rumah seharga Rp 35 juta hingga Rp 50 juta per bulan. Rumah tersebut disulap sedemikian rupa sehingga menjadi seperti kantor yang kedap suara.

Dalam satu tahun terakhir, Polri telah berhasil menangkap 347 warga negara Tiongkok dan Taiwan dengan modus serupa. "Jadi praktik seperti ini sudah lama dilakukan di Indonesia," ucap Rahmat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dompet Dhuafa: Kedermawanan Masyarakat Meningkat, Didominasi Gen Z

Dompet Dhuafa: Kedermawanan Masyarakat Meningkat, Didominasi Gen Z

Nasional
MK Diprediksi Bikin Kejutan, Perintahkan Pemungutan Suara Ulang di Sejumlah Daerah

MK Diprediksi Bikin Kejutan, Perintahkan Pemungutan Suara Ulang di Sejumlah Daerah

Nasional
Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

Nasional
Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

Nasional
TPN Ganjar-Mahfud Sebut 'Amicus Curiae' Bukan untuk Intervensi MK

TPN Ganjar-Mahfud Sebut "Amicus Curiae" Bukan untuk Intervensi MK

Nasional
Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Nasional
Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Nasional
Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Nasional
Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Nasional
Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Nasional
Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan 'Amicus Curiae' seperti Megawati

Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan "Amicus Curiae" seperti Megawati

Nasional
Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah 'Nyapres' Tidak Jadi Gubernur Jabar

Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah "Nyapres" Tidak Jadi Gubernur Jabar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com