"Setelah konvensi 2004, Pak Prabowo mendirikan Gerindra, Pak Wiranto mendirikan Hanura karena kecewa dengan Golkar," kata Agun dalam diskusi 'Membangun Golkar Baru dengan Pemimpin Baru' di Restoran Horapa, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (14/11/2014).
Hal tersebut, lanjut Agun, terus berlanjut pada pelaksanaan Munas 2009 di Pekanbaru, Riau. Surya Paloh yang kecewa dengan Munas yang tidak demokratis, akhirnya mendirikan Partai Nasdem. Belum lagi, lanjut dia, banyak juga kader potensial yang bergabung dengan partai-partai baru itu. Dia mencontohkan Ferry Mursyidan Baldan yang ikut bergabung dengan Nasdem dan Yuddy Chrisnandi yang bergabung dengan Hanura.
"Dan dua-duanya sekarang sudah jadi Menteri," keluh dia.
Jika kondisi ini berlanjut pada Munas 2015 nanti, dia khawatir Golkar akan semakin kehilangan kader-kader potensial. Pada akhirnya, suara Golkar pun akan tergerus oleh partai-partai baru yang bermunculan itu.
"Kalau Golkar tetap solid, mungkin sekarang Golkar sudah bisa mendapat 200 kursi di DPR," pungkasnya.
Kekhawatiran akan adanya Munas yang tak demokratis muncul setelah Aburizal Bakrie sebagai petahana berniat mencalonkan diri kembali. Sejauh ini, selain Aburizal, sudah ada 8 calon yang menyatakan siap bersaing, yakni Priyo Budi Santoso, Hajriyanto Y Thohari, Agung Laksono, MS Hidayat, Agus Gumiwang Kartasasmita, Airlangga Hartarto, dan Zainuddin Amali.
Adapun Munas Golkar akan dilaksanakan pada Januari 2015 mendatang. Hari dan tempat pelaksanaan akan dibahas lebih jauh dalam rapimnas 18-19 November di Yogyakarta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.