“Tantangannya klasik, membuat institusi kejaksaan ini pro terhadap pemberantasan korupsi. Jaksa agung itu harus menjadi musuh utama (korupsi),” kata Refly kepada Kompas.com, Senin (10/11/2014).
Selain itu, lanjut Refly, jaksa agung mendatang diharapkan dapat bekerja sama dengan pimpinan lembaga penegak hukum lainnya dalam memberantas korupsi. Menurut dia, masih melekatnya stigma kejaksaan sebagai lembaga yang lemah dalam hal pemberantasan korupsi mencerminkan bahwa instansi itu belum dipimpin orang yang tepat.
Refly juga mengingatkan, lamanya Presiden Jokowimenentukan jaksa agung terpilih menunjukkan adanya proses tarik ulur yang cukup kuat.
“Semakin lama jaksa agung diumumkan, semakin jelas bahwa terjadi proses tarik ulur di dalam pemilihannya,” kata Refly.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.