Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DPR Wacanakan Interpelasi, Jusuf Kalla Bilang Silahkan Saja

Kompas.com - 06/11/2014, 07:00 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla tak keberatan jika Dewan Perwakilan Rakyat menggunaan hak bertanya atau hak interpelasi kepada Presiden Joko Widodo, yang mengubah beberapa nomenklatur kementerian. Wacana menggunakan hak interpelasi itu muncul dalam rapat paripurna DPR yang digelar pada Selasa (4/11/2014) lalu, di Gedung DPR, Jakarta.

"Ya silakan saja," kata JK, di Jakarta, Rabu (5/11/2014).

Akan tetapi, menurut JK, DPR tidak perlu menggunakan hak interpelasinya terkait perubahan nomenklatur karena pemerintah sudah meminta pertimbangan DPR.

"Kan sudah ada pertimbangan DPR waktu itu. Kan DPR dalam undang-undang kan hanya mempertimbangkan tidak memutuskan," kata dia.

Sebelumnya, sejumlah anggota Dewan mewacanakan penggunaan hak interpelasi. Anggota Fraksi Partai Demokrat, Benny K Harman, mengatakan, dia menerima sekitar 2.000 pesan singkat (SMS) dari masyarakat yang merespons kebijakan Presiden Jokowi dalam mengubah nomenklatur di beberapa kementerian.

Benny mengatakan, mayoritas isi pesan yang diterimanya adalah memintanya bertanya secara resmi mengapa Presiden Jokowi mengambil kebijakan tersebut. Sesuai dengan hak anggota DPR, Benny meminta Pimpinan DPR melanjutkan apa yang ia sampaikan sebagai pertanyaan resmi DPR kepada Presiden Jokowi.

Benny mengusulkan agar penjelasan dari Presiden Jokowi dilakukan secara terbuka dalam rapat paripurna DPR, termasuk penjelasan mengenai langkah yang akan diambil pemerintah sebagai konsekuensi dari perubahan nomenklatur kementerian tersebut.

Dalam kesempatan yang sama, anggota Fraksi Partai Amanat Nasional Anang Hermansyah juga menyampaikan hal yang sama. Anang menyayangkan tak adanya Kementerian Ekonomi Kreatif, yang pada periode sebelumnya bermitra dengan Komisi X DPR. Bagi Anang, sektor industri kreatif memberikan tambahan dana ratusan triliun. Jumlah tenaga kerja yang disedot dari industri kreatif itu juga besar, mencapai sekitar 12 juta jiwa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com