Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Segera Tetapkan Jaksa Agung

Kompas.com - 31/10/2014, 14:48 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Setelah 10 hari dilantik, Presiden Joko Widodo belum juga menetapkan jaksa agung definitif pengganti Basrief Arief. Penetapan jaksa agung yang tergolong lambat dikhawatirkan menghambat kinerja penegakan hukum dan pemberantasan korupsi oleh Kejaksaan Agung.

"Memberantas korupsi tidak bisa ditunda karena koruptor juga tak pernah menunda pekerjaannya merampok uang negara setiap saat,” kata anggota Badan Pekerja Indonesia Corruption Watch (ICW), Emerson Yuntho, Kamis (30/10/2014), di Jakarta.

Menurut Emerson, ICW mendesak Jokowi segera menetapkan jaksa agung agar pemerintah bisa segera :tancap gas" untuk menjalankan program di bidang penegakan hukum. "Semakin cepat semakin baik," katanya.

Ia mengatakan, tanpa jaksa agung definitif, agenda hukum dan anti korupsi yang dicanangkan Jokowi tidak akan berjalan. ”Percepatan penetapan juga diperlukan untuk menghindari spekulasi masih adanya tarik-menarik kepentingan atau bagi-bagi kursi untuk partai pendukung Jokowi,” katanya.

Meski posisi jaksa agung di bawah kendali penuh presiden, ICW meminta Jokowi tetap menjaga independensi jaksa agung. Menurut Emerson, jaksa agung seyogianya bertindak bukan atas instruksi presiden, melainkan semata untuk menegakkan hukum. "Jaksa Agung bertanggung jawab kepada kepala negara, bukan kepala pemerintahan," kata Emerson.

Dari kalangan internal

Terdapat sejumlah nama yang digadang-gadang sebagai kandidat kuat jaksa agung. Dari internal kejaksaan, salah satu kandidat kuat adalah Muhammad Yusuf yang kini menjabat Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK).

Kalangan jaksa mengharapkan Jokowi memilih jaksa agung dari internal kejaksaan. Alasannya, orang dalam tidak perlu lagi beradaptasi serta telah memahami persoalan-persoalan birokrasi sehingga kejaksaan bisa segera bekerja dalam menegakkan hukum dan memberantas korupsi.

Sementara dari pihak eksternal, kandidat yang diusulkan Bambang Widjojanto yang kini menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi.

Kepala PPATK M Yusuf ketika dikonfirmasi mengatakan belum mengetahui hal tersebut. Saat ditanya kesiapannya jika terpilih, Yusuf mengatakan, di mana pun bertugas, ia akan mengemban amanah dengan sebaik-baiknya.

Koordinator Aliansi Jaksa Reda Mantovani juga mengharapkan Presiden Jokowi segera menetapkan jaksa agung yang baru. (FAJ)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Putus Internet ke Kamboja dan Filipina, Menkominfo: Upaya Berantas Judi 'Online'

Putus Internet ke Kamboja dan Filipina, Menkominfo: Upaya Berantas Judi "Online"

Nasional
Pemerintah Putus Akses Internet Judi 'Online' Kamboja dan Filipina

Pemerintah Putus Akses Internet Judi "Online" Kamboja dan Filipina

Nasional
Upaya Berantas Judi 'Online' dari Mekong Raya yang Jerat 2,3 Juta Penduduk Indonesia...

Upaya Berantas Judi "Online" dari Mekong Raya yang Jerat 2,3 Juta Penduduk Indonesia...

Nasional
Keamanan Siber di Pusat Data Nasional: Pelajaran dari Gangguan Terbaru

Keamanan Siber di Pusat Data Nasional: Pelajaran dari Gangguan Terbaru

Nasional
Tanggal 26 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 26 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Letjen Suryo Prabowo Luncurkan Buku 'Mengantar Provinsi Timor Timur Merdeka Menjadi Timor Leste'

Letjen Suryo Prabowo Luncurkan Buku "Mengantar Provinsi Timor Timur Merdeka Menjadi Timor Leste"

Nasional
Resmikan Destinasi Wisata Aglaonema Park di Sleman, Gus Halim: Ini Pertama di Indonesia

Resmikan Destinasi Wisata Aglaonema Park di Sleman, Gus Halim: Ini Pertama di Indonesia

Nasional
Drag Fest 2024 , Intip Performa Pertamax Turbo untuk Olahraga Otomotif

Drag Fest 2024 , Intip Performa Pertamax Turbo untuk Olahraga Otomotif

Nasional
2.000-an Nadhliyin Hadiri Silaturahmi NU Sedunia di Mekkah

2.000-an Nadhliyin Hadiri Silaturahmi NU Sedunia di Mekkah

Nasional
TNI AD: Prajurit Gelapkan Uang untuk Judi 'Online' Bisa Dipecat

TNI AD: Prajurit Gelapkan Uang untuk Judi "Online" Bisa Dipecat

Nasional
Airlangga Yakin Jokowi Punya Pengaruh dalam Pilkada meski Sebut Kearifan Lokal sebagai Kunci

Airlangga Yakin Jokowi Punya Pengaruh dalam Pilkada meski Sebut Kearifan Lokal sebagai Kunci

Nasional
TNI AD Mengaku Siapkan Pasukan dan Alutsista untuk ke Gaza

TNI AD Mengaku Siapkan Pasukan dan Alutsista untuk ke Gaza

Nasional
Mitigasi Gangguan PDN, Ditjen Imigrasi Tambah 100 Personel di Bandara Soekarno-Hatta

Mitigasi Gangguan PDN, Ditjen Imigrasi Tambah 100 Personel di Bandara Soekarno-Hatta

Nasional
Pusat Data Nasional Diperbaiki, Sebagian Layanan 'Autogate' Imigrasi Mulai Beroperasi

Pusat Data Nasional Diperbaiki, Sebagian Layanan "Autogate" Imigrasi Mulai Beroperasi

Nasional
Satgas Judi 'Online' Akan Pantau Pemain yang 'Top Up' di Minimarket

Satgas Judi "Online" Akan Pantau Pemain yang "Top Up" di Minimarket

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com