JAKARTA, KOMPAS.com — Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Edhie Baskoro (Ibas) menanggapi perbedaan proses seleksi calon menteri yang dilakukan Presiden Joko Widodo dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Ibas mengakui adanya perbedaan dalam proses seleksi calon menteri Jokowi dan SBY. Namun, menurut Ibas, perbedaan tersebut tidak menentukan aturan mana yang lebih baik.
"Ya kalau kita banding-bandingkan, pasti ada perbedaan dari pemimpin ke pemimpin lain. Akan tetapi, kita lihat saja hasil kerjanya ke depan," ujar Ibas saat ditemui di Gedung DPR, Senayan, Selasa (28/10/2014).
Ibas sedikit menjelaskan mengenai proses seleksi menteri dalam pemerintahan SBY. Menurut Ibas, SBY memiliki proses seleksi yang transparan dalam mengambil para menteri.
Perbedaan yang dimaksud Ibas adalah adanya proses uji kelayakan dan uji kesehatan. Salah satu uji kesehatan adalah tes psikologi calon menteri. Sementara itu, Jokowi, kata Ibas, memberlakukan proses yang berbeda.
Seperti diketahui, Jokowi tidak memberlakukan tes kesehatan kepada tiap calon menteri, seperti yang dilakukan oleh SBY. Jokowi lebih berfokus untuk mendapatkan anggota kabinet yang benar-benar bersih dari praktik korupsi.
Cara yang dilakukan Jokowi, misalnya, dengan menyerahkan nama-nama calon menteri kepada KPK dan PPATK. Penyerahan nama-nama tersebut dilakukan untuk mengetahui secara pasti terhadap rekam jejak calon menteri.
"Oleh karena itu, kita tidak bisa mengukur satu sama lain. Kami berharap, apa yang sudah dijanjikan ini benar-benar terjadi," kata Ibas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.