JAKARTA, KOMPAS.com - Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Padjajaran (Fisipol Unpad) Obsatar Sinaga menilai ada tarik menarik antar-partai pendukung yang membuat Presiden Joko Widodo (Jokowi) lamban mengumumkan susunan kabinetnya.
Menurut Obsatar, tarik menarik di kabinet semakin kencang setelah partai Koalisi Indonesia Hebat gagal menguasai parlemen.
"Kader partai pendukung Jokowi tidak mendapat posisi di parlemen, makanya mereka meminta tempat di kabinet," kata Obsatar, saat dihubungi, Sabtu (25/10/2014).
Selain itu, kata Obsatar, tarik menarik juga terjadi setelah ada rekomendasi dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait calon menteri yang berpotensi bermasalah. Akhirnya, kata dia, susunan kabinet kembali diubah dan perlu ada kesepakatan ulang dari partai pendukung.
Dalam analisanya, Obsatar menduga partai pendukung Jokowi meminta lebih dari satu kursi jika tak mendapat posisi menteri koordinator. Permintaan ini tentu bukan perkara mudah untuk dipenuhi sehingga negosiasi kembali terjadi dan memakan waktu.
"Ada kepentingan partai setelah nama-nama yang disusun ditolak KPK. Harusnya Jokowi jangan ditekan, karena dia pilihan rakyat," ujarnya.
Sejak Jumat (24/10/2014) malam hingga Sabtu dini hari, para pewarta di Istana berkumpul karena ada informasi bahwa Jokowi akan mengumumkan kabinetnya. (baca: Jokowi Sebut Penilaian KPK Jadi Alasan Belum Umumkan Kabinet)
Bahkan, pada Rabu (23/10), sudah disiapkan panggung yang rencananya akan dipakai untuk mengumumkan kabinet. (baca: Tempat Pengumuman Kabinet Jokowi di Tanjung Priok Dibongkar)
Terakhir, mantan Deputi Tim Transisi Andi Widjajanto mengatakan, pengumuman kabinet akan dilakukan pada Minggu (26/10/2014) petang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.