Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Bongkar Skandal Asmara Sekretaris Desa yang Berujung Maut

Kompas.com - 25/10/2014, 14:42 WIB
Kontributor Nias, Hendrik Yanto Halawa

Penulis


GUNUNGSITOLI, KOMPAS.com — Kepolisian Resor Nias melalui Polisi Sektor Gido berhasil menangkap pelaku pembunuhan atas Maniria Ndruru, Selasa (21/10/2014). Korban yang merupakan warga Desa Hilimbana, Kecamatan Sogaeadu, Kabupaten Nias, Sumatera Utara, itu dibunuh oleh kekasihnya, SF (42), yang bekerja sebagai Sekretaris Desa Hilimbana.

Kapolres Nias Ajun Komisaris Besar Polisi Yofie Girianto Putro mengatakan, setelah diperiksa, tersangka mengaku membunuh dengan cara mencekik leher korban. Tersangka kesal karena korban tidak mau minum ramuan yang disediakan tersangka.

"Karena korban enggak mau minum obat yang diramu tersangka, terpaksa tersangka mencekik leher korban," kata Yofie, Sabtu (25/10/2014).

Menurut Yofie, tersangka yang sudah mempunyai 5 orang anak tersebut menceritakan bahwa sebelum kejadian pembunuhan itu, korban menemui tersangka di balai desa setempat pada pukul 07.00 WIB. Korban mengatakan, "Saya tunggu nanti di kebun."

Tersangka kemudian berbelanja di Pekan Foa untuk kebutuhan sehari-hari dan juga membeli dua strip obat malaria berlabel Resochin. Setelah itu, SF menemui korban di kebun tempat mereka janjian. Di situlah SF menyuruh korban untuk minum "ramuan" buatannya agar korban tidak hamil.

"Tetapi, korban menolak dan akibat penolakan tersebut, tersangka emosi dan mencekik leher korban," kata Yofie.

Setelah polisi menelusuri kasus ini, ditemukan fakta bahwa tersangka dan korban telah menjalin hubungan asmara dan sudah melakukan hubungan suami istri. Korban mengandung dan meminta pertanggungjawaban tersangka. Tersangka yang bekerja sebagai pegawai negeri sipil merasa malu dan berusaha menggugurkan kandungan korban dengan cara meminumkan ramuan tadi.

Dari hasil penyelidikan, polisi meminta keterangan dari tersangka hingga ia tidak dapat berkelit dan mengakui perbuatannya. Yofie mengatakan, akibat perbuatannya, SF dijerat dengan Pasal 338 dari KUHP dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pasca-bentrokan Brimob dan TNI AL di Sorong, Pangkoarmada III Pastikan Tindak Tegas Para Pelaku

Pasca-bentrokan Brimob dan TNI AL di Sorong, Pangkoarmada III Pastikan Tindak Tegas Para Pelaku

Nasional
Kubu Ganjar-Mahfud Sebut Keterangan 4 Menteri di Sidang MK Tak Menjawab Fakta Politisasi Bansos

Kubu Ganjar-Mahfud Sebut Keterangan 4 Menteri di Sidang MK Tak Menjawab Fakta Politisasi Bansos

Nasional
PPP Siap Gabung Pemerintahan Prabowo, Golkar: Nanti Dibahas di Internal KIM

PPP Siap Gabung Pemerintahan Prabowo, Golkar: Nanti Dibahas di Internal KIM

Nasional
Serahkan Kesimpulan ke MK, Kubu Ganjar-Mahfud Tegaskan Tetap pada Petitum Awal

Serahkan Kesimpulan ke MK, Kubu Ganjar-Mahfud Tegaskan Tetap pada Petitum Awal

Nasional
Tim Ganjar-Mahfud Serahkan Kesimpulan ke MK, Sebut 5 Pelanggaran yang Haruskan Pilpres Diulang

Tim Ganjar-Mahfud Serahkan Kesimpulan ke MK, Sebut 5 Pelanggaran yang Haruskan Pilpres Diulang

Nasional
3 Cara Isi Saldo JakCard

3 Cara Isi Saldo JakCard

Nasional
Waspadai Dampak Perang Israel-Iran, Said Minta Pemerintah Lakukan 5 Langkah Strategis Ini

Waspadai Dampak Perang Israel-Iran, Said Minta Pemerintah Lakukan 5 Langkah Strategis Ini

Nasional
Mahasiswa Hukum Empat Kampus Serahkan 'Amici Curiae', Minta MK Batalkan Hasil Pemilu

Mahasiswa Hukum Empat Kampus Serahkan "Amici Curiae", Minta MK Batalkan Hasil Pemilu

Nasional
MA Tolak Kasasi Bambang Kayun

MA Tolak Kasasi Bambang Kayun

Nasional
Polri: Puncak Arus Balik Sudah Terlewati, 30 Persen Pemudik Belum Kembali ke Jakarta

Polri: Puncak Arus Balik Sudah Terlewati, 30 Persen Pemudik Belum Kembali ke Jakarta

Nasional
Serahkan Kesimpulan ke MK, Bawaslu Jawab Dalil soal Pendaftaran Gibran dan Politisasi Bansos

Serahkan Kesimpulan ke MK, Bawaslu Jawab Dalil soal Pendaftaran Gibran dan Politisasi Bansos

Nasional
Jadi Tersangka KPK, Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Punya Harta Rp 4,7 M

Jadi Tersangka KPK, Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Punya Harta Rp 4,7 M

Nasional
KPK Cegah Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor ke Luar Negeri

KPK Cegah Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor ke Luar Negeri

Nasional
KPK Perpanjang Masa Penahanan Dua Eks Anak Buah Gus Muhdlor

KPK Perpanjang Masa Penahanan Dua Eks Anak Buah Gus Muhdlor

Nasional
Gelar Peninjauan di Pelabuhan Panjang dan Bakauheni, Jasa Raharja Pastikan Kelancaran Arus Balik di Wilayah Lampung

Gelar Peninjauan di Pelabuhan Panjang dan Bakauheni, Jasa Raharja Pastikan Kelancaran Arus Balik di Wilayah Lampung

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com