Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cak Imin Tak Jadi Menteri Bukan karena Kena "Kartu" dari KPK

Kompas.com - 22/10/2014, 13:45 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Muhaimin Iskandar memilih untuk tetap menjabat Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa daripada menjadi menteri dalam kabinet Joko Widodo-Jusuf Kalla. Presiden Jokowi tetap melarang para menterinya nanti rangkap jabatan di partai politik.

Apakah alasan Muhaimin memilih tetap berpartai hanya karena larangan rangkap jabatan atau karena dia termasuk salah satu nama yang diberi "kartu kuning" atau "kartu merah" oleh Komisi Pemberantasan Korupsi?

"Itu kan baru isu di luaran saja, kita tahu seleksi di KPK dan Istana itu sangat tertutup. Baru spekulasi-spekulasi," bantah Wakil Sekjen PKB Lukman Edy, di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (22/10/2014).

Menurut Lukman, Muhaimin lebih memilih menjadi ketua umum karena ingin meningkatkan prestasi PKB. Muhaimin, kata dia, belum puas dengan PKB yang hanya memiliki 47 kursi di DPR.

"Ketua Umum menyampaikan, dengan 47 anggota DPR yang ada saat ini, kita tidak bisa maksimal membantu pemerintahan, tidak bisa maksimal juga berperan di parlemen. Seperti sekarang pimpinan DPR dan MPR kita enggak dapat. Target baru nanti, kami dapat 100 kursi," ujarnya.

Apalagi, lanjut Lukman, PKB baru menggelar muktamar yang menetapkan Muhaimin sebagai ketua umum. Muktamar selanjutnya baru digelar pada lima tahun mendatang. Muhaimin, menurut dia, sebenarnya bisa menunjuk penggantinya sebagai plt ketua umum jika menjadi menteri. Namun, hal ini dikhawatirkan tidak akan maksimal.

"Akhirnya Muhaimin pun harus memilih," kata Lukman Edy.

Seperti diberitakan, KPK mengaku sudah memberikan kartu kuning/merah terhadap beberapa nama menteri yang diserahkan Jokowi. Namun, KPK enggan mengungkapkan nama-nama itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Nasional
PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

Nasional
Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Nasional
Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com