Imam prihatin dengan peristiwa pengusiran masyarakat oleh bule tersebut. Ia pun menilai banyak fasilitas publik atau bahkan milik negara yang dapat dinikmati publik justru sudah tidak dapat dinikmati masyarakat.
"Apa yang terjadi di video ini adalah gambaran kasat mata bahwa pulau yang harusnya menjadi bagian dari fasilitas publik telah menjadi tertutup dan seolah-olah telah menjadi wilayah lain dari negeri ini. Sebagian tumpah darah kita telah melayang," kata Imam lagi.
Tak hanya itu, Imam pun merasa sedih lantaran keindahan alam di Sumatra Barat yang sudah diperjuangkan oleh para pahlawan ternyata tidak dapat dinikmati oleh rakyatnya.
"Saya jadi sedih membayangkan para tokoh asal Sumatra Barat. "Wahai Bung Hatta, Agus Salim, Syahrir, Natsir, Tan Malaka,...apakah engkau mengetahui apa yang terjadi di wilayah tanah kelahiranmu Sumatra Barat ini?" ucap Imam.
Imam berharap para tokoh adat di Sumatra Barat dapat menyelesaikan masalah tersebut. Ia pun yakin akan ada perubahan melihat momentum perbaikan yang sekarang sedang terjadi di kepemimpinan nasional saat ini.
"Semoga pertanyaan sederhana ini menggugah para ninik mamak yang kini masih berjiwa patriot untuk menyelamatkan tumpah darah anak negeri. Semoga kebangkitan penyelamatan wilayah dan budaya anak negeri yang kembali terjajah meluas dan memberi inspirasi penyelamatan wilayah lain yang juga telah lepas dari tangan ibu pertiwi," tutur Imam yang juga Guru Besar Universitas Indonesia ini.
Seperti diketahui, video orang asing atau bule hebohkan masyarakat di Sumatra Barat. Dalam video itu nampak beberapa bule di Pulau Cubadak di kawasan Pulau Mandeh, Sumatra Barat, mengusir masyarakat yang hendak mendatangi kawasan pulau. (Baca: Beredar Video Bule yang Mengusir Masyarakat di Pulau Cubadak)
Video yang berdurasi 21 menit 37 detik itu dimuat di youtube oleh akun Watchdoc Documentary Maker . Di dalam video terlihat pengelola kawasan Pulau Cubadak mengusir seorang fotografer dan videografer yang ingin mengabadikan keindahan pulau yang dinilai sebagai Raja Ampat-nya wilayah Barat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.