Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/10/2014, 06:44 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden ketiga Republik Indonesia Bacharuddin Jusuf Habibie mengaku terharu ketika Joko Widodo memenangi Pemilu 2014 dan resmi menjadi presiden terpilih. Dia meyakini, setelah dilantik pada hari ini, Senin (20/10/2014), Jokowi akan bekerja sebaik-baiknya untuk Indonesia.

"Bagi saya mengharukan karena orangnya sederhana. Dia tidak neko-neko. Kalau dia bilang A, ya A. Titik. Saya percaya," kata Habibie saat wawancara bersama Kompas TV, di kediamannya, Jalan Patra Kuningan XIII, Jakarta Selatan, Jumat (17/10/2014) lalu.

Menurut Habibie, Jokowi adalah sosok yang tidak dipersiapkan untuk menjadi presiden. Kendati demikian, dia meyakini Jokowi sudah siap secara lahir dan batin untuk menjalankan tugasnya.

"Yang baru masuk dalam sejarah Indonesia hanya Gus Dur dan Jokowi. Bu Megawati sudah dipersiapkan, beliau ketua partainya, pengalamannya segudang. Yang lain juga. Saya juga," ujar Wakil Presiden terakhir Soeharto ini.

Meski tanpa persiapan, lanjut Habibie, Jokowi tetap memiliki segudang pengalaman. Jokowi pernah menjadi Wali Kota Surakarta, Gubernur DKI Jakarta, dan pengusaha mebel.

"Dia beli kayu dan dibuat jadi mebel, memberi gaji ke orang. Dia ekspor lagi. Itu tidak ada bedanya dengan orang yang membuat mobil, kapal terbang," ujar Habibie yang dikenal prestasinya dalam industri pesawat itu.

Habibie menyadari, Jokowi bukanlah sosok yang sempurna dan tidak mungkin bisa melakukan sesuatu yang sempurna untuk seluruh rakyat Indonesia. Terlebih lagi pada awal kepemimpinannya, menurut Habibie, akan ada saja tantangan yang dihadapi pemerintah. Namun, dia meyakini Jokowi adalah sosok pejuang yang tidak mudah putus asa.

"Semoga bangsa ini terus maju. Tidak hanya ada pertumbuhan, tetapi juga pemerataan. Jangan hanya pemerataan, tapi tidak ada pertumbuhan. Siapa pun yang jadi presiden, have to do that," harap Habibie.

Nantikan wawancara lengkap BJ Habibie di Kompas TV pada hari pelantikan Jokowi-JK, Senin 20 Oktober 2014.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ramai Unjuk Rasa Jelang Penetapan Hasil Pemilu, Ini Kata KPU

Ramai Unjuk Rasa Jelang Penetapan Hasil Pemilu, Ini Kata KPU

Nasional
Dukungan ke Airlangga Mengalir saat Muncul Isu Jokowi Diusulkan jadi Ketum Golkar

Dukungan ke Airlangga Mengalir saat Muncul Isu Jokowi Diusulkan jadi Ketum Golkar

Nasional
Sempat Mandek, Tol Gilimanuk-Mengwi Mulai Dibangun September Tahun Ini

Sempat Mandek, Tol Gilimanuk-Mengwi Mulai Dibangun September Tahun Ini

Nasional
KPK Cecar Eks Wali Kota Bandung Soal Tarif 'Fee Proyek' yang Biasa Dipatok Ke Pengusaha

KPK Cecar Eks Wali Kota Bandung Soal Tarif "Fee Proyek" yang Biasa Dipatok Ke Pengusaha

Nasional
Netralitas Jokowi Disorot di Forum HAM PBB, Dibela Kubu Prabowo, Dikritik Kubu Anies dan Ganjar

Netralitas Jokowi Disorot di Forum HAM PBB, Dibela Kubu Prabowo, Dikritik Kubu Anies dan Ganjar

Nasional
Penggelembungan Suara PSI 2 Kali Dibahas di Rekapitulasi Nasional KPU, Ditemukan Lonjakan 38 Persen

Penggelembungan Suara PSI 2 Kali Dibahas di Rekapitulasi Nasional KPU, Ditemukan Lonjakan 38 Persen

Nasional
Eks Wali Kota Banjar Cicil Bayar Uang Pengganti Rp 958 Juta dari Rp 10,2 M

Eks Wali Kota Banjar Cicil Bayar Uang Pengganti Rp 958 Juta dari Rp 10,2 M

Nasional
RI Tak Jawab Pertanyaan Soal Netralitas Jokowi di Sidang PBB, Kemenlu: Tidak Sempat

RI Tak Jawab Pertanyaan Soal Netralitas Jokowi di Sidang PBB, Kemenlu: Tidak Sempat

Nasional
Spanduk Seorang Ibu di Sumut Dirampas di Hadapan Jokowi, Istana Buka Suara

Spanduk Seorang Ibu di Sumut Dirampas di Hadapan Jokowi, Istana Buka Suara

Nasional
Jokowi dan Gibran Diisukan Masuk Golkar, Hasto Singgung Ada Jurang dengan PDI-P

Jokowi dan Gibran Diisukan Masuk Golkar, Hasto Singgung Ada Jurang dengan PDI-P

Nasional
Saat Jokowi Bertemu 2 Menteri PKB di Tengah Isu Hak Angket Kecurangan Pemilu...

Saat Jokowi Bertemu 2 Menteri PKB di Tengah Isu Hak Angket Kecurangan Pemilu...

Nasional
Sisa 4 Provinsi yang Belum Direkapitulasi, Sebelum KPU Tetapkan Hasil Pemilu 2024

Sisa 4 Provinsi yang Belum Direkapitulasi, Sebelum KPU Tetapkan Hasil Pemilu 2024

Nasional
Puncak Mudik Jatuh 5-7 Apriil 2024, 6 Ruas Tol Beroperasi Fungsional

Puncak Mudik Jatuh 5-7 Apriil 2024, 6 Ruas Tol Beroperasi Fungsional

Nasional
Respons Parpol KIM hingga Gibran Buntut Golkar Minta Jatah 5 Menteri

Respons Parpol KIM hingga Gibran Buntut Golkar Minta Jatah 5 Menteri

Nasional
Pemerintah Dianggap Kerdilkan Kondisi HAM di Indonesia Dalam Sidang Komite PBB

Pemerintah Dianggap Kerdilkan Kondisi HAM di Indonesia Dalam Sidang Komite PBB

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com