Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aklamasi, Romahurmuziy Dipilih Jadi Ketum PPP Versi Muktamar Surabaya

Kompas.com - 16/10/2014, 15:22 WIB
Dani Prabowo

Penulis


SURABAYA, KOMPAS.com
 — Muktamar VIII PPP di Surabaya, Kamis (16/10/2014), memutuskan Romahurmuziy diangkat sebagai Ketua Umum DPP PPP yang baru untuk menggantikan Suryadharma Ali. Pria yang akrab disapa Rommy itu terpilih secara aklamasi.

Proses pemilihan Rommy, yang sebelumnya menjabat Sekretaris Jenderal DPP PPP, berlangsung cukup singkat. Pemilihan tersebut berlangsung dalam Sidang Paripurna VI Muktamar VIII yang dipimpin oleh Wakil Ketua Umum DPP PPP Suharso Monoarfa.

Suharso menyampaikan bahwa di antara para muktamirin yang hadir dalam muktamar, Rommy merupakan kandidat terkuat yang dicalonkan sebagai ketua umum. Suharso lantas meminta kesediaan Rommy apabila namanya dicalonkan sebagai ketua umum.

Mendapati permintaan tersebut, Rommy lantas maju ke depan podium dan meminta izin kepada para muktamirin yang hadir.

"Saya, bismilahhirohmanirohim, bersedia dicalonkan menjadi ketua umum PPP," kata Rommy di lokasi muktamar.

Ratusan muktamirin yang hadir saat muktamar itu lantas bersorak mendengar pernyataan Rommy. Atas persetujuan Rommy, Suharso kemudian menyatakan bahwa Rommy terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum PPP periode 2014-2019.

"Nama Romahurmuziy tepilih menjadi Ketua Umum PPP secara aklamasi. Ditetapkan dalam Muktamar VIII PPP di Surabaya," kata Suharso.

Suryadharma tak hadir dalam muktamar tersebut lantaran menganggap tidak sah. Ia berencana menggelar muktamar setelah pelantikan presiden pada 20 Oktober, tepatnya pada 23-26 Oktober, di Jakarta.

Suryadharma yang dalam pemilu presiden lalu mendukung Prabowo Subianto itu juga menyatakan keheranannya atas keputusan Ketua Majelis Syariah DPP PPP KH Maimoen Zubair, yang menilai baik muktamar versi Romahurmuziy (15-18 Oktober) maupun versi dirinya (23-26 Oktober) sebagai muktamar yang tidak sah.

KH Maimoen mengacu pada keputusan Mahkamah Partai yang menyarankan agar Muktamar VIII digelar pada 19 Oktober sebagai muktamar islah (damai). Suryadharma menganggap pelaksanaan muktamar sebelum pelantikan presiden tidak mengindahkan AD/ART.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Nasional
Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Nasional
AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

Nasional
Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Nasional
Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Nasional
Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Nasional
Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Nasional
AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum 'Clear', Masih Dihuni Warga

AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum "Clear", Masih Dihuni Warga

Nasional
Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Nasional
Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Nasional
PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

Nasional
Dewas Harap Wakil Ketua KPK Laporkan Albertina Ho Bukan karena Sedang Tersangkut Kasus Etik

Dewas Harap Wakil Ketua KPK Laporkan Albertina Ho Bukan karena Sedang Tersangkut Kasus Etik

Nasional
Wapres Ma'ruf Amin Tak Titip Program Tertentu untuk Dilanjutkan Gibran

Wapres Ma'ruf Amin Tak Titip Program Tertentu untuk Dilanjutkan Gibran

Nasional
Gibran Minta Petuah Saat Sowan ke Wapres Ma'fuf Amin

Gibran Minta Petuah Saat Sowan ke Wapres Ma'fuf Amin

Nasional
Tantang PDI-P Tarik Semua Menteri Usai Sebut Jokowi Bukan Kader Lagi, TKN: Daripada Capek-capek PTUN

Tantang PDI-P Tarik Semua Menteri Usai Sebut Jokowi Bukan Kader Lagi, TKN: Daripada Capek-capek PTUN

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com