"Kami usul, karena kami tidak mengetahui siapa calon pimpinan kami, karena itu dalam sidang yang mulia ini, sebelum dilakukan voting, cukup ketua saja menyampaikan visi misinya," kata Benny.
Usulan Benny tersebut mendapatkan dukungan dari Koalisi Merah Putih, namun mendapat penolakan dari Koalisi Indonesia Hebat. Di tengah hujan interupsi dan celetukan, akhirnya pimpinan sidang, Maimanah Umar menyetujui usulan Benny itu.
"Kita persilakan ketuanya saja (menyampaikan visi misi)," ujar Maimanah.
Pemilihan pimpinan MPR dilakukan melalui mekanisme voting. Koalisi Indonesia Hebat mengusung paket pimpinan dengan komposisi: Ketua MPR diisi oleh perwakilan DPD Oesman Sapta, sementara Wakil Ketua MPR yakni Ahmad Basarah (PDI-P), Imam Nachrawi (PKB), Patrice Rio Capella (Nasdem), dan Hasrul Azwar (PPP).
Sementara Koalisi Merah Putih mengusung paket pimpinan dengan komposisi: Ketua MPR diisi Zulkifli Hasan (PAN), sementara Wakil Ketua MPR yakni Mahyudin (Golkar), Ee Mangindaan (Demokrat, Hidayat Nur Wahid (PKS) dan Oesman Sapta (DPD).
Koalisi Merah Putih dan Koalisi Indonesia Hebat masih berpeluang memenangkan paket yang mereka ajukan. Jika melihat komposisi kursi di DPR, Koalisi Merah Putih memiliki jumlah suara lebih besar, yakni 313 sedangkan koalisi Jokowi-JK yang sudah mendapatkan tambahan dari Partai Persatuan Pembangunan berjumlah 247. Namun, jika koalisi Jokowi-JK mendapatkan suara mayoritas dari 132 anggota DPD, maka peluang memenangkan voting akan lebih besar.
Setelah voting selesai dan satu paket keluar sebagai pemenang, kelima calon akan langsung dilantik sebagai pimpinan MPR periode 2014-2019.