KUPANG, KOMPAS.com — Pengamat politik dari Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang, Nusa Tenggara Timur, David Pandie, menilai, semangat politik yang dipertontonkan Koalisi Merah Putih di Senayan layaknya seperti "buldoser" yang meratakan apa pun di hadapannya.
"Apa yang dilakukan Koalisi Merah Putih (KMP) di Senayan saat ini seperti layaknya sebuah buldoser. KMP mengandalkan kekuatan politik yang ada untuk menggusur, meratakan lawan-lawan politiknya tanpa lagi menggunakan akal sehat, nurani, dan moral politik," katanya di Kupang, Jumat (3/10/2014), seperti dikutip Antara.
Selain buldoser, Pandie juga mengibaratkan KMP di Senayan seperti layaknya seekor banteng liar yang tengah menyeruduk siapa pun di hadapannya.
"Artinya, gaya politik yang dipertontonkan Koalisi Merah Putih tidak lagi mengenal rasa empati. Siapa yang akan menjadi korban atau dikorbankan bukan menjadi urusan KMP. Ini yang saya amati," katanya.
Koalisi Indonesia Hebat pendukung Joko Widodo-Jusuf Kalla mengalami kekalahan berturut-turut dalam pertarungan politik di parlemen. Terakhir, koalisi tersebut tidak mendapat kursi pimpinan DPR 2014-2019. (Baca: "Jika SBY-Megawati Bertemu Jauh-jauh Hari, PDI-P dan Koalisi Tak Akan Gagal Bertubi-tubi")
Pandie mengatakan, jika KMP yang dikomandoi Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie tetap solid dan kuat, bukan tidak mungin pimpinan komisi dan alat kelenggapan Dewan di DPR juga akan dikuasai KMP.
"Kan mekanisme pemilihan pimpinan komisi dan alat kelengkapan Dewan sama dengan pemilihan pimpinan DPR, seperti diatur dalam UU MD3, yakni para pemangku jabatan di parlemen akan dipilih langsung oleh anggota DPR dan sudah pasti KMP akan menguasai," katanya.
Koalisi Indonesia Hebat berisi empat parpol yang lolos ke DPR, yakni PDI Perjuangan (109 kursi DPR), Partai Nasdem (36 kursi DPR), Partai Kebangkitan Bangsa (47 kursi DPR), dan Partai Hanura (16 kursi DPR). Jika dijumlah, pasangan tersebut memperoleh dukungan 208 kursi DPR.
Koalisi Merah Putih berisi lima parpol, yakni Partai Gerindra (73 kursi DPR), Partai Golkar (91 kursi DPR), Partai Amanat Nasional (48 kursi DPR), Partai Persatuan Pembangunan (39 kursi DPR), dan Partai Keadilan Sejahtera (40 kursi DPR). Jika dijumlah, koalisi itu memiliki 292 kursi DPR.
Adapun Demokrat yang memilih tidak bergabung dengan koalisi mana pun memiliki 61 kursi DPR.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.