Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sidang Perdana DPR Ricuh, Krisna Mukti seperti Menonton Sinetron

Kompas.com - 02/10/2014, 14:37 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Anggota DPR dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Krisna Mukti, mengaku terkejut dengan panasnya sidang paripurna pemilihan pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pada Rabu (1/10/2014) hingga Kamis (2/10/2014) dini hari tadi di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta. Krisna bahkan seolah melihat adegan sinetron di layar kaca.

"Jadi, kayak anak TK yang rebutan mainan. Ada beberapa orang saya lihat, mencuri scene. Ya jadi kayak nonton sinetron di TV saja. Ha-ha-ha," ujar Krisna di Kompleks Parlemen, Kamis.

Pemain sinetron yang baru kali ini merambah ke dunia politik itu mengaku baru mengetahui bahwa dalam suatu rapat paripurna banyak kepentingan yang bercampur aduk. Layaknya adegan dalam sinetron, ucap Krisna, sejumlah tokoh tampak ingin menonjolkan diri.

"Ada juga yang ingin diberitakan, sampai harus menabrak aturan yang ada. Pokoknya banyak banget kepentingan itu tadi malam. Saya shock sebenarnya sebagai anak baru," ucap alumnus Sastra Belanda Universitas Indonesia itu.

Krisna mengaku tak pernah membayangkan bahwa pada hari pertamanya sebagai anggota Dewan langsung berhadapan dengan rapat yang berjalan panas. Pelatihan selama tiga minggu di Lemhannas, sebut dia, tidak pernah mengajarkan hal-hal yang harus dilakukan apabila rapat deadlock.

"Kaget seperti masuk di hutan belantara. Soalnya, tiga minggu belajar di Lemhannas enggak ada tuh pelajarannya. Di sana, kita belajar diskusi baik-baik, smooth aja. Tapi, ya ini pengalaman, excited juga, memicu adrenalin," ucap pria kelahiran Medan, 5 Februari 1970, itu.

Rapat penentuan pimpinan DPR tadi malam berlangsung alot lantaran adanya penolakan dari empat fraksi, yakni Fraksi PDI Perjuangan, Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Fraksi Partai Hanura, dan Fraksi Partai Nasdem. Empat fraksi itu bahkan akhirnya menyatakan walk out.

Akhirnya, pimpinan rapat Popong Otje Djundjunan yang memimpin rapat itu menetapkan paket yang diajukan oleh Koalisi Merah Putih sebagai pimpinan DPR periode 2014-2019. Paket itu adalah Setya Novanto sebagai Ketua DPR, dan empat Wakil Ketua DPR, yaitu Fahri Hamzah, Taufik Kurniawan, Agus Hermanto, dan Fadli Zon.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Istana Sebut Pertemuan Jokowi dan Prabowo-Gibran Semalam Atas Inisiatif Prabowo

Istana Sebut Pertemuan Jokowi dan Prabowo-Gibran Semalam Atas Inisiatif Prabowo

Nasional
Presiden Jokowi Ucapkan Selamat Saat Bertemu Prabowo Semalam

Presiden Jokowi Ucapkan Selamat Saat Bertemu Prabowo Semalam

Nasional
Jokowi Siapkan Program Unggulan Prabowo-Gibran Masuk RAPBN 2025

Jokowi Siapkan Program Unggulan Prabowo-Gibran Masuk RAPBN 2025

Nasional
CSIS: Mayoritas Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik

CSIS: Mayoritas Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik

Nasional
Korlantas Kaji Pengamanan Lalu Lintas Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali

Korlantas Kaji Pengamanan Lalu Lintas Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Jokowi Dukung Prabowo-Gibran Rangkul Semua Pihak Pasca-Pilpres

Jokowi Dukung Prabowo-Gibran Rangkul Semua Pihak Pasca-Pilpres

Nasional
Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

Nasional
Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Nasional
Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25 Juta-Rp 30 Juta

Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25 Juta-Rp 30 Juta

Nasional
Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Nasional
Jelang Disidang Dewas KPK karena Masalah Etik, Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho

Jelang Disidang Dewas KPK karena Masalah Etik, Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho

Nasional
Kejagung Diminta Segera Tuntaskan Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Kejagung Diminta Segera Tuntaskan Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Nasional
PKB-Nasdem-PKS Isyaratkan Gabung Prabowo, Pengamat: Kini Parpol Selamatkan Diri Masing-masing

PKB-Nasdem-PKS Isyaratkan Gabung Prabowo, Pengamat: Kini Parpol Selamatkan Diri Masing-masing

Nasional
Saksi Sebut Dokumen Pemeriksaan Saat Penyelidikan di KPK Bocor ke SYL

Saksi Sebut Dokumen Pemeriksaan Saat Penyelidikan di KPK Bocor ke SYL

Nasional
Laporkan Albertina ke Dewas KPK, Nurul Ghufron Dinilai Sedang Menghambat Proses Hukum

Laporkan Albertina ke Dewas KPK, Nurul Ghufron Dinilai Sedang Menghambat Proses Hukum

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com