Partai Koalisi Jokowi-JK Hadir, Sidang Paripurna Langsung Ricuh

JAKARTA, KOMPAS.com - Koalisi partai pengusung Joko Widodo-Jusuf Kalla mulai mendatangi sidang paripurna untuk menentukan pimpinan DPR, Rabu (1/30/2014) setelah sidang yang baru dimulai, diskors selama 30 menit. Sekitar 15 menit sebelum waktu habis, fraksi PDI-P, PKB dan Hanura yang semula absen mualai berdatangan. Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Aria Bima sempat mengungkapkan ketidakhadiran koalisinya.

"Kita masih membicarakan tadi, kita angggap paripurna ini belum fix," ujar Aria Bima.

Namun saat ditanya strategi selanjutnya, Aria Bima tak bisa memberikan jawaban. "Kita lihat nanti lah," ucapnya.

Setelah dimulai, sidang paripurna langsung ricuh. Koalisi Jokowi-JK langsung berdiri di depan meja pimpinan, Popong Otje Djunjunan dan Ade Rezky Prasetya.

Suasana pun langsung ricuh. Anggota DPR langsung saling berteriak. "Woy jangan sok jagoan lo," ujar salah satu anggota.

Sementara Popong hanya sabar melayani. "Duduk dulu atuh," ujarnya.

Koalisi Jokowi-JK keberatan dengan sidang yang dilaksanakan malam ini. Mereka ingin sidang dilaksanakan besok, namun tidak didukung oleh Koalisi Merah Putih dan Demokrat dalam rapat antar fraksi yang berlangsung tertutup.

Untuk diketahui, dalam tata tertib DPR, calon ketua dan wakil ketua diusulkan oleh fraksi dalam satu paket calon pimpinan yang terdiri atas satu orang calon ketua dan empat orang calon wakil ketua dari fraksi yang berbeda.

Usulan itu lalu ditetapkan sebagai paket calon dalam rapat paripurna DPR. Paket tersebut nantinya akan dipilih secara musyawarah untuk mufakat. Jika tidak tercapai musyawarah mufakat, paket akan dipilih dengan pemungutan suara. Setiap anggota memilih satu paket calon. Paket calon yang memperoleh suara terbanyak ditetapkan sebagai ketua dan wakil ketua terpilih dalam rapat paripurna DPR. Artinya, koalisi Jokowi-JK yang hanya terdiri dari empat partai terancam tak bisa mengajukan paket.