Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SBY Bertemu Jokowi, Demokrat Disebut Bakal Bergabung Koalisi Jokowi-JK

Kompas.com - 01/10/2014, 16:26 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com- Menjelang pemilihan pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat dan Majelis Pemusyawaratan Rakyat periode 2014-2019, lobi-lobi antara dua kubu koalisi semakin gencar. Partai Demokrat yang selama ini tidak bergabung dengan koalisi mana pun disebut bakal merapat ke koalisi Joko Widodo-Jusuf Kalla.

Ketua DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Kadir Karding membenarkan adanya pertemuan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dengan presiden terpilih  Jokowi pada Selasa (30/9/2014) malam.

"Konfirmasinya memang begitu. Tapi saya belum dapat informasi detail," ucap Karding di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (1/10/2014).

Informasi yang dihimpun Kompas.com, SBY telah bertemu Jokowi Rabu malam. Di dalam pertemuan itu, SBY disebut sepakat bergabung dengan kubu PDI-P, PKB, Partai Hanura, dan Partai Nasdem di parlemen.

Karding mengaku, berdasarkan pertemuan tersebut, ada arah positif Demokrat akan bergabung dengan gerbong pendukung Jokowi-JK.

"Insya Allah kami optimistis, ruang Demokrat bergabung cukup terbuka lebar," ucap dia.

Sebagai tindak lanjut dari pertemuan SBY dan Jokowi, Karding mengaku pimpinan partai koalisi akan bertemu Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri hari ini. Pertemuan itu untuk merekatkan kembali SBY dan Megawati.

"Ini lobi dan konsolidasi, komunikasi. Tidak boleh ada yang kaku, semua harus cair," ujar dia.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal PDI-P Tjahjo Kumolo mengakui adanya penjajakan antara pihaknya dengan Partai Demokrat. (baca: Demi Demokrat Gabung Koalisi, PDI-P Siap Dikurangi Jatah Kursi Menteri)

"Bahkan tadi malam, sampai jam 1, ketemu teman-teman di Demokrat. Bos kami ketemu SBY juga," ucap dia.

Tjahjo mengaku kepastian bergabungnya Demokrat ke koalisi Jokowi-JK hanya tinggal menunggu waktu. "Dalam satu dua hari ini," ujarnya.

Koalisi Jokowi-JK perlu mendapat tambahan parpol lantaran dalam DPR periode 2014-2019 masih kalah suara dibanding koalisi Merah Putih. Koalisi Jokowi-JK memiliki 207 kursi dan KMP 292 kursi. Adapun Demokrat memiliki 61 kursi.

Dalam tata tertib DPR, calon ketua dan wakil ketua diusulkan oleh fraksi dalam satu paket calon pimpinan yang terdiri atas satu orang calon ketua dan empat orang calon wakil ketua dari fraksi yang berbeda. Usulan itu lalu ditetapkan sebagai paket calon dalam rapat paripurna DPR.

Paket tersebut nantinya akan dipilih secara musyawarah untuk mufakat. Jika tidak tercapai musyawarah mufakat, paket akan dipilih dengan pemungutan suara. Setiap anggota memilih satu paket calon. Paket calon yang memperoleh suara terbanyak ditetapkan sebagai ketua dan wakil ketua terpilih dalam rapat paripurna DPR.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

MK Diperkirakan Tak Akan Diskualifikasi Prabowo-Gibran

MK Diperkirakan Tak Akan Diskualifikasi Prabowo-Gibran

Nasional
Jadwal Terbaru Pelaksanaan UTBK-SNBT 2024

Jadwal Terbaru Pelaksanaan UTBK-SNBT 2024

Nasional
Dana Zizwaf Selama Ramadhan 2024 Meningkat, Dompet Dhuafa: Kedermawanan Masyarakat Meningkat

Dana Zizwaf Selama Ramadhan 2024 Meningkat, Dompet Dhuafa: Kedermawanan Masyarakat Meningkat

Nasional
MK Diprediksi Bikin Kejutan, Perintahkan Pemungutan Suara Ulang di Sejumlah Daerah

MK Diprediksi Bikin Kejutan, Perintahkan Pemungutan Suara Ulang di Sejumlah Daerah

Nasional
Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

Nasional
Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

Nasional
TPN Ganjar-Mahfud Sebut 'Amicus Curiae' Bukan untuk Intervensi MK

TPN Ganjar-Mahfud Sebut "Amicus Curiae" Bukan untuk Intervensi MK

Nasional
Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Nasional
Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Nasional
Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Nasional
Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Nasional
Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com