Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hidayat Nur Wahid: Kasihan, Sebaiknya Kursi Menteri Jangan Diobral

Kompas.com - 01/10/2014, 12:51 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Hidayat Nur Wahid, menyayangkan rencana PDI Perjuangan mengurangi jatah kursi menterinya demi mengajak Partai Demokrat masuk dalam koalisi pendukung pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla.

Menurut Hidayat, sebaiknya jatah kursi menteri untuk partai politik dibagi rata kepada partai pendukung Jokowi-JK saat Pemilu Presiden 2014 lalu.

"Kasihan, kenapa harus sedemikian rupa. Sebaiknya (kursi menteri) jangan diobral, berikan saja untuk partai pendukung yang sudah berkeringat memenangkan Jokowi-JK di pilpres," kata Hidayat, di Kompleks Gedung Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (1/10/2014).

Hidayat menjelaskan, Jokowi-JK telah memberi jatah 16 kursi menteri untuk partai politik. Dari alokasi itu, Hidayat menganggap masih kurang jika harus dibagi rata untuk empat partai pendukung Jokowi-JK.

"PKB menyiapkan empat nama (calon menteri), Mbak Puan (PDI-P) bilang menyiapkan 50 nama, Hanura dua, buat mereka saja tidak cukup," ujar Hidayat.

Hidayat meyakini, Koalisi Merah Putih (KMP) akan tetap solid dan tak akan tergoda dengan tawaran yang diajukan PDI-P atau Jokowi-JK. Ia memastikan, KMP akan konsisten menjadi pihak yang mengawasi dan menyeimbangkan pemerintahan berkuasa.

"Tidak ada gempa yang sangat kuat, yang membuat kami bisa pindah," ucap mantan Ketua MPR itu.

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Tjahjo Kumolo mengatakan, PDI-P siap berbagi jatah kursi di kabinet Jokowi-JK dengan Partai Demokrat. Menurut Tjahjo, tawaran itu hal yang wajar dalam politik selama tidak memberi gangguan pada kondisi koalisi partai pendukung Jokowi-JK. (Baca: Demi Demokrat Gabung Koalisi, PDI-P Siap Dikurangi Jatah Kursi Menteri)

Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar menyatakan bahwa akan ada partai baru yang mendukung Jokowi-JK. Menurut Muhaimin, kepastian dukungan partai baru itu bakal diketahui pada sore nanti. (baca: Muhaimin: Sore Ini Partai Pendukung Jokowi-JK Bertambah)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Nasional
Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Nasional
Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Nasional
Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Nasional
Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan 'Amicus Curiae' seperti Megawati

Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan "Amicus Curiae" seperti Megawati

Nasional
Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah 'Nyapres' Tidak Jadi Gubernur Jabar

Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah "Nyapres" Tidak Jadi Gubernur Jabar

Nasional
Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Nasional
Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Nasional
Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com