Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gerindra: Wacana Pembekuan Petral Sarat Skenario Politis

Kompas.com - 27/09/2014, 04:55 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com  - Sekretaris Partai Gerindra Ahmad Muzani mempertanyakan rencana pembekuan anak usaha PT Pertamina (Persero), Pertamina Energy Trading Limited (Petral), yang bermarkas di Singapura oleh tim transisi Joko Widodo-Jusuf Kalla. Wacana ini dinilai sarat skenario politis.

Menurut Muzani, wacana tersebut terlalu dini jika didengungkan sekarang. Dia menilai, pembekuan sebuah anak perusahaan Badan Usaha Milik Negara berskala nasional perlu kajian yang matang.

Efek positif dan negatifnya harus dipertimbangkan, termasuk kemungkinan opsi selain pembekuan, lewat penelitian mendalam. "Cari cara yang lebih efektif dulu, (jangan sampai) kalau akhirnya nanti menghilangkan (Petral) tapi (malah) menimbulkan beban yang baru," ujar Muzani di Hotel Sultan, Jakarta, Jumat (26/9/2014).

Berdirinya Petral hingga sekarang, kata Muzani. pasti mempunyai fungsi dan tugas yang berurusan dengan impor minyak. Jika Petral dibekukan, lanjut dia, perlu pembentukan lembaga lain untuk menggantikan Petral menjalankan fungsi serupa.

Sarat skenario politik

Wacana pembekuan Petral yang tiba-tiba muncul dan tanpa persetujuan langsung dari Joko Widodo-Jusuf Kalla, menurut Muzani pun sarat skenario politis. Dalih yang dimunculkan tim transisi bahwa pembubaran ini bisa menghapus mafia migas, imbuh dia, tidak bisa diterima.

Mafia migas, kata Muzani, bisa muncul di mana pun, termasuk di lembaga baru yang nantinya dibentuk untuk menggantikan fungsi Petral. "Nah itu jangan sampai isu ini hanya dipakai untuk menumbuhkan skenario baru, atau jangan-jangan mafianya itu-itu juga masuk dari kantong kanan pindah ke kantong kiri," imbuh Muzani.

Pembekuan Petral pertama kali diungkapkan Deputi Tim Transisi Jokowi-Jusuf Kalla Hasto Kristiyanto. Menurut dia, pembekuan itu relevan dengan komitmen pemerintah baru memberantas mafia.

Jokowi-JK kompak membantah bahwa rencana pembekuan Petral ini sudah final. Menurut mereka, pembekuan ini masih berupa ide yang harus dikaji kembali.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Nasional
Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Nasional
AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

Nasional
Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Nasional
Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Nasional
Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Nasional
Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Nasional
AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum 'Clear', Masih Dihuni Warga

AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum "Clear", Masih Dihuni Warga

Nasional
Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Nasional
Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com