Ketua Presidium IPW Neta S Pane menyebutkan, ada tiga hal yang harus segera dilakukan petinggi Polri dan TNI. Pertama, kedua institusi tersebut harus segera membuat komitmen bahwa kejadian seperti itu tidak akan terulang lagi. Kedua, Pimpinan TNI mau pun Polri harus segera mengambil tindakan tegas terhadap siapa pun yang terlibat dan menjadi pemicu bentrokan, terutama memberi sanksi bagi anggotanya yang melakukan penembakan. Ketiga, komitmen dan sanksi yang diberikan bagi anggota yang bersalah harus dijelaskan secara transparan kepada publik.
Ia menilai, selain merusak kehormatan institusi tinggi negara, insiden tersebut juga telah merusak citra Indonesia, karena Batam adalah salah satu pusat perdagangan dan gerbang utama menuju Singapura.
"Konflik ini juga membuat resah warga yang tinggal di Batam. Kami minta agar kasus ini cepat diselesaikan," ujar Neta, saat dihubungi Kompas.com, Selasa (23/9/2014).
Akan tetapi, ia mengapresiasi gerak cepat Polri dan TNI merespons dan mengambil tindakan pasca-peristiwa terjadi.
"Kami apresiasi, pasca bentrokan, situasi Batam tetap aman dan kondusif," kata Neta.
Sebelumnya diberitakan, pada akhir pekan lalu, terjadi insiden penembakan terhadap empat anggota TNI dari Batalyon Infanteri 134, oleh anggota Brimob. Sebelum insiden terjadi, tim gabungan Direktorat Kriminal Khusus Polda Kepulauan Riau, dibantu anggota Brimob sedang melakukan tindakan penegakan hukum terhadap pelaku penyimpangan distribusi bahan bakar minyak (BBM), di Perumahan Cipta Asri, Batam, Kepulauan Riau.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.