Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Dulu, Pilkada Diubah dari Pemilihan di DPRD karena Ada Kongkalikong tapi..."

Kompas.com - 22/09/2014, 23:55 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah AM Fatwa menuturkan ulang soal latar belakang berubahnya mekanisme pemilihan kepala daerah, dari pemilihan oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menjadi pemilihan langsung. Menurut dia, kedua cara pemilihan tersebut sama-sama punya rasionalisasi yang sah.

"Sebenarnya, dulu (pemilihan lewat) DPRD (diubah) ke (pemilu) langsung itu juga karena banyak faktor negatif, ekses yang terjadi pada masa itu ya itu dianggap juga kongkalikong. Nah sekarang, lalu dicoba demokrasi langsung dan ternyata lebih-lebih lagi malah mau membuat orang kembali ke DPRD," ujar Fatwa di Kompleks Parlemen, Senin (22/9/2014).

Wakil Ketua Majelis Pertimbangan Partai Amanat Nasional (PAN) itu memilih tidak bersikap terkait polemik mekanisme pemilihan kepala daerah yang sekarang berkembang. Menurut dia, semua cara pemilihan itu akan sangat terpulang pada dinamika pengambilan keputusan di Dewan Perwakilan Rakyat.

Fatwa menilai dua kubu yang berseberangan sebenarnya memiliki alasan yang cukup rasional. "Dua-duanya sah saja, dinamika itu ya dinamika parlemen. Masalahnya di situ ada masalah demokrasi rakyat, tapi di sisi lain pembukaan UUD 1945 ada kata-kata permusyawaratan dan perwakilan. Dua-duanya punya titik tolak sah, sehingga tinggal pilihan politik saja," ucap dia.

Pemerintah menyiapkan dua draf RUU Pilkada, yakni draf pemilihan lewat DPRD dan draf tetap pemilihan langsung. RUU Pilkada saat ini tengah dalam pembahasan di Panitia Kerja DPR. Mekanisme pemilihan kepala daerah salah satu isu yang menjadi sorotan.

Sebelum Pemilu Presiden 2014, tak ada parpol yang ingin kepala daerah dipilih kembali oleh DPRD. Namun, kini seluruh parpol koalisi Merah Putih kecuali Partai Demokrat berubah sikap dan menginginkan agar kepala dipilih oleh DPRD lagi.

Partai Demokrat belakangan mengubah sikap dan memilih mendukung pilkada langsung dengan mengajukan 10 syarat untuk menutupi kelemahan dari mekansime pilkada itu. Perubahan sikap Partai Demokrat ini menyusul pernyataan dari Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono melalui Youtube yang mengisyaratkan dukungan terhadap pilkada langsung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Nasional
Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Nasional
AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

Nasional
Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Nasional
Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Nasional
Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Nasional
Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Nasional
AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum 'Clear', Masih Dihuni Warga

AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum "Clear", Masih Dihuni Warga

Nasional
Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Nasional
Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com