Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menkominfo di Kabinet Jokowi Diharapkan dari Kalangan Jurnalis

Kompas.com - 18/09/2014, 07:14 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Pengamat politik dari Universitas Indonesia, Boni Hargens, mendorong agar posisi Menteri Komunikasi dan Informatika diisi oleh orang yang memiliki latar belakang sebagai jurnalis. Boni mengaku tidak memiliki pilihan untuk mengusulkan nama-nama bakal calon menteri. Namun, jika dia berada dalam posisi sebagai Jokowi maka pilihan itu akan menjadi prioritas.

"Dari awal saya sudah bilang Pak Jokowi bahwa kita tidak akan campur soal nama, tetapi kalau posisi saya sebagai Pak Jokowi, tentu saya akan mengambil orang yang sudah terbukti melakukan perubahan di institusinya untuk memegang Kominfo ini," kata Boni di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Presiden terpilih Joko Widodo belum mengumumkan nama-nama menteri yang akan duduk dalam kabinet. Namun, sudah muncul beberapa nama potensial berdasarkan hasil penelusuran lembaga survei. Untuk jabatan Menkominfo yaitu Narliswandi, Agung Adiprasetyo, Dyah Kartika Rini Djoemadi, Suryopratomo, Syaiful Hadi, dan Niken Widhiastuti.

Nama terakhir merupakan Direktur Utama LPP RRI sekaligus Presiden Asia Pacific Institute For Broadcasting Development (AIBD). Boni menilai sosok Niken tidak diragukan lagi. Niken memiliki gagasan, terobosan yang bagus, latarnya belakang jurnalis, dan berintegritas sehingga dianggap sangat layak menggantikan Tifatul Sembiring. "Maka, Ibu Niken misalnya saya akan angkat jadi menteri kalau saya adalah Pak Jokowi," katanya.

Menurut pendiri Indonesian Research & Survey (IReS) Usamah Hisyam, sangat terbuka nama Niken dimasukkan dalam kabinet Jokowi-JK sepanjang yang bersangkutan benar-benar mau melaksanakan visi dan misi serta program kerja yang telah dicanangkan oleh Jokowi serta mempunyai kapasitas pada bidang departemental.

"Tentu ini merupakan hak prerogatif presiden terpilih karena itu peraturan perundang-undangan dan mereka yang unggul dalam survei ini belum tentu terpilih, sebaliknya yang hasil survei namanya di belakang bila memang dilihat punya kapasitas bisa bekerja sama maka sangat mungkin juga dipilih," papar dia.

IReS merilis 190 nama bakal calon menteri hasil survei yang dilakukan di 33 provinsi di seluruh Indonesia. Semua nama yang masuk dalam survei ini memiliki beberapa kriteria penting yang menjadi fokus presiden terpilih Joko Widodo, terutama sense of crisis. Nama-nama dari masing-masing kementerian postur kabinet ini merupakan masukan dari tokoh kunci yang berada di lingkaran Jokowi.

Dari lima nama tersebut, survei memilih satu nama terbaik dengan persentase tertinggi pada setiap kementeriannya. "Yang ranking satu sangat mungkin tidak terpilih. Bakal terjadi perubahan dan pergeseran. Karena itu adalah hak prerogatif presiden terpilih Jokowi," kata Usamah.

Dengan mengumumkan bakal calon menteri hasil survei IReS ini, Usamah menyampaikan pesan Jokowi bahwa dari nama-nama yang muncul harus dicermati oleh masyarakat. "Sehingga ada masukan terbuka kepada presiden terpilih sebelum dilantik," tambahnya.

Survei sendiri menggunakan metode multistage random sampling dengan margin of error 4 persen. Survei ini disebarkan pada 21 Agustus hingga 3 September. Sampling survei ini dilakukan terhadap 600 orang yang terdiri dari tokoh-tokoh masyarakat, akademisi, dosen, birokrat minimal tingkat eselon IV, tokoh LSM, anggota DPRD, purnawirawan, pengusaha, dan pemuka agama di 33 provinsi seluruh Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Nasional
Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Nasional
AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

Nasional
Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Nasional
Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Nasional
Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Nasional
Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Nasional
AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum 'Clear', Masih Dihuni Warga

AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum "Clear", Masih Dihuni Warga

Nasional
Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Nasional
Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Nasional
PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com