Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Pilkada Langsung Tidak Cuma Hasilkan Ridwan Kamil, tetapi Juga yang 80 Persen Masuk Penjara"

Kompas.com - 12/09/2014, 16:31 WIB
Febrian

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Ramadhan Pohan mengatakan bahwa partainya cenderung mendukung pelaksanaan pemilihan umum kepala daerah (pilkada) kembali dilaksanakan oleh DPRD. Menurut Ramadhan, pilkada langsung oleh rakyat justru lebih banyak menghasilkan kepala daerah yang terlibat tindak pidana korupsi.

"Ada 550 wali kota, bupati, gubernur kan seluruh Indonesia. Sistem sekarang (pemilihan langsung) bukan cuma hasilkan Ridwan Kamil atau yang segelintir, melainkan juga yang 80 persen kepala daerah berakhir di penjara. Lebih banyak," kata Ramadhan melalui pesan elektronik yang diterima Kompas.com, Jumat (12/9/2014).

Ramadhan mengakui bahwa situasi saat ini dilematis, terkait penentuan mekanisme yang tepat untuk pelaksanaan pilkada. Pasalnya, tak banyak dari pilkada langsung yang menjamin terpilihnya kepala daerah yang berintegritas.

Ramadhan menyebut, pelaksanaan pilkada sebaiknya dikembalikan ke DPRD agar lebih efektif dan efisien untuk mengontrol politik uang yang membudaya dalam pelaksanaan pemilihan langsung.

"Posisi Demokrat memastikan yang terbaik, yaitu terkontrolnya money politic, efisiensi, aspiratif, akseptabilitas. Ini dulu dipastikan," ucap Wakil Komisi I DPR RI ini.

Ramadhan menambahkan, maraknya politik uang juga menyebabkan menurunnya tingkat partisipasi masyarakat sebagai pemilih. Ramadhan menganggap hal ini sebagai bukti bahwa masyarakat juga tak terlalu percaya dengan mekanisme pilkada langsung seperti sekarang ini.

Meski begitu, ia mengaku menunggu apa pun keputusan yang diambil oleh Panitia Kerja RUU Pilkada. Ramadhan menilai, panitia kerja dapat mengambil keputusan yang baik agar pelaksanaan pilkada menghasilkan pemimpin-pemimpin yang baik untuk masyarakat.

"Kita berharap, dari waktu tersisa, hasilkan putusan baik. Intinya bukan sekadar pilih langsung atau DPRD, melainkan yang lebih menjamin biaya politik, mengantisupasi money politic, dan manipulasi," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dana Pensiun Bukit Asam Targetkan 4 Langkah Penyehatan dan Penguatan pada 2024

Dana Pensiun Bukit Asam Targetkan 4 Langkah Penyehatan dan Penguatan pada 2024

Nasional
Di Depan Wiranto-Hendropriyono, Prabowo Minta Maaf Pernah Nakal: Bikin Repot Senior...

Di Depan Wiranto-Hendropriyono, Prabowo Minta Maaf Pernah Nakal: Bikin Repot Senior...

Nasional
Albertina Dilaporkan Wakil Ketua KPK, Ketua Dewas: Apa yang Salah? Ada Surat Tugas

Albertina Dilaporkan Wakil Ketua KPK, Ketua Dewas: Apa yang Salah? Ada Surat Tugas

Nasional
Polri Terbitkan Red Notice 2 Buron TPPO Bermodus Magang ke Jerman

Polri Terbitkan Red Notice 2 Buron TPPO Bermodus Magang ke Jerman

Nasional
Surya Paloh Bakal Temui Prabowo di Kertanegara, Nasdem: Menguatkan Sinyal Komunikasi

Surya Paloh Bakal Temui Prabowo di Kertanegara, Nasdem: Menguatkan Sinyal Komunikasi

Nasional
Temui Mensesneg Pratikno, Menpan-RB Anas Bahas Progres Skenario Pemindahan ASN ke IKN

Temui Mensesneg Pratikno, Menpan-RB Anas Bahas Progres Skenario Pemindahan ASN ke IKN

Nasional
Jokowi Teken Perpres, Wajibkan Pemda Bentuk Unit Perlindungan Perempuan dan Anak

Jokowi Teken Perpres, Wajibkan Pemda Bentuk Unit Perlindungan Perempuan dan Anak

Nasional
Politikus PPP Sebut Ada Kemungkinan Parpolnya Gabung Koalisi Prabowo-Gibran

Politikus PPP Sebut Ada Kemungkinan Parpolnya Gabung Koalisi Prabowo-Gibran

Nasional
Ini Status Perkawinan Prabowo dan Titiek Soeharto

Ini Status Perkawinan Prabowo dan Titiek Soeharto

Nasional
Bersikukuh Rampas Aset Rafael Alun, Jaksa KPK Ajukan Kasasi ke Mahkamah Agung

Bersikukuh Rampas Aset Rafael Alun, Jaksa KPK Ajukan Kasasi ke Mahkamah Agung

Nasional
Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Nasional
Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Nasional
Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Nasional
Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nasional
JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com