Dalam satu tulisannya yang berjudul, "Maraknya Peredaran Gelap Narkoba di Kalbar", Endri bercerita tentang pasokan dan longgarnya pengawasan.
"Maraknya peredaran gelap narkoba di wilayah hukum Polda Kalimantan Barat dikarenakan masyarakat (pasar) mendapat pasokan (supply) dari 2 (dua) sumber, yaitu dari Malaysia dan Jakarta, ditambah dengan longgarnya pengawasan terhadap para narapidana yang saat ini sudah menjalani masa hukumannya di lapas-lapas seluruh wilayah Kalimantan Barat," tulis Endri dalam blognya pada 3 Februari.
Tak hanya itu, Endri juga berbagi cerita alasan lain peredaran narkoba yang membuat Kalbar jadi sasaran empuk sindikat narkoba. Ia menyebut ada enam penyebab.
"Pertama; petugasnya mudah disuap, kedua; pintu masuk Indonesia mudah diterobos, ketiga; pemberantasannya tidak tersistimatis, keempat; panjangnya perbatasan jalur darat yang tidak terawasi, kelima; banyaknya pelabuhan tidak resmi yang tidak memiliki penjagaan, keenam; bandara Supadio langsung membuka trayek penerbangan internasional."
Tulisan Endri agak berbeda dengan kasus yang tengah menimpanya. Pekan lalu, ia bersama Brigadir Kepala MP Harahap ditangkap di Kuching, Malaysia, dengan dugaan terlibat dalam sindikat narkotika. Saat ditangkap, keduanya tidak sedang membawa narkoba.
Dua anggota tersebut ditangkap di sebuah hotel di Malaysia, menyusul penangkapan seorang perempuan yang merupakan tersangka kasus narkotika di Bandara Internasional Kuala Lumpur. Saat ditangkap, perempuan tersebut membawa sabu seberat 3,1 kilogram.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.