“Sampai Kantor Transisi ini bubar, tidak akan ada nama-nama menteri dari kami. Karena itu (merupakan) ruang politik dan kami betul-betul tidak diberi mandat untuk masuk ke sana,” kata Andi, di Kantor Transisi, Jakarta, Senin (1/9/2014).
Andi mengatakan, tugas Tim Transisi hanya memberitahu Jokowi-JK berapa jumlah menteri yang akan mengisi kabinet, nama kementerian, serta kriteria menteri yang akan menduduki posisi itu. Salah satu kriteria kompetensi, kata dia, yakni apakah menteri berasal dari jalur karir atau non karir. Selain itu, Tim Transisi juga menyiapkan skenario dan pertimbangan baik buruknya menggunakan opsi yang diberikan.
“Tapi untuk nominasi orang, kami tidak diberi mandat. Misalnya, dari PDI-P berapa, Nasdem berapa, parpol berapa, non parpol berapa,” katanya.
Lebih jauh, lanjut Andi, dalam sejumlah opsi struktur kabinet yang diberikan kepada Jokowi-JK, terdapat sejumlah kementerian yang akan digabung dan dipisah. Contohnya, Kementerian Pendidikan dapat dipecah menjadi dua yakni Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah serta Kementerian Pendidikan Tinggi dan Riset. Menurut dia, kedua kementerian itu memiliki tugas yang berbeda. Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah mengatur pembentukan karakter anak. Sementara, Kementerian Pendidikan Tinggi dan Riset bertugas membentuk jaringan antara universitas dan teknologi serta universitas dan tenaga kerja.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.