Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SBY Sarankan Aliansi PBB Gunakan Media Sosial untuk Tangkal Radikalisme

Kompas.com - 29/08/2014, 16:41 WIB


BALI, KOMPAS.com - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyarankan Aliansi PBB untuk Peradaban masuk ke media sosial untuk menyebarkan dan mendialogkan nilai-nilai toleransi dan keterbukaan. Pasalnya, internet dan media sosial telah dimanfaatkan sebagai agen bagi penyebaran virus prasangka dan advokasi kekerasan. Banyak teroris direkrut melalui media sosial.

"Setidaknya para pendukung dialog antarbudaya dan agama harus memanfaatkan secara optimal internet, khususnya media sosial," kata Presiden SBY dalam sambutannya saat membuka The Sixth Global Forum of the United Nations Alliance of Civilizations (UNAOC) di Bali Nusa Dua Convention Center, Jumat (29/8/2014).

Presiden SBY mengingatkan bahwa sikap fanatik bisa muncul bahkan dari keluarga toleran. Begitu juga sebaliknya. Oleh karena itu, perlu meningkatkan kualitas dialog antarperadaban, kebudayaan, agama, dan ideologi melalui tindakan nyata.

Dialog bahkan juga harus dilakukan dengan mereka yang berpandangan radikal. Jika moderat berbicara hanya dengan moderat, tidak akan ada perubahan. Suara-suara kaum moderat harus diperkuat, tetapi sama pentingnya adalah memberi ruang kepada mereka yang merasa terasing dan ditinggalkan.

"Keluhan mereka harus ditangani, dengan kesabaran dan tekad, saya percaya kita akan mampu mencapai tujuan ini," kata Presiden SBY.

Presiden SBY melihat, salah satu cara yang efektif untuk menanamkan dan mendialogkan nilai-nilai toleransi adalah melalui media, terutama internet dan media sosial. Disadari bahwa media sosial dan internet telah menjadi agen bagi penyebaran virus prasangka dan advokasi kekerasan.

Masuk ke dunia internet dan media sosial merupakan salah satu cara, mengingat daya sebar dan jangkau media ini sangat luas.

SBY kemudian memberi contoh dirinya sendiri, yang memutuskan masuk ke dunia Twitter pada usia 60-an tahun. Padahal sebelumnya, sama sekali tidak tahu apa itu Twitter dan Facebook. Sekarang, SBY punya 5,3 juta pengikut Twitter, dan 3,5 juta Facebookers lainnya.

"Ini adalah salah satu contoh bagaimana media sosial secara signifikan mengubah politik," kata SBY.

Cara lain untuk menyebarkan dan mendialogkan nilai-nilai toleransi adalah dengan melibatkan dan memberdayakan diaspora global. Diperkirakan ada sekitar 200 juta imigran pertama yang lahir di seluruh dunia. Mereka tinggal di timur, barat, utara dan selatan. Mereka umumnya bisa bertahan hidup dengan baik karena memiliki pemahaman terhadap budaya.

Sebelum ke Bali, Presiden SBY berkunjung ke Timor Leste. Di sana terdapat banyak diaspora Indonesia.

"Ketika saya shalat jamaah di sebuah masjid lokal di Dili, saya mengingatkan mereka untuk memperkuat solidaritas tidak hanya di kalangan umat Islam, tetapi juga dengan komunitas Katolik yang membentuk populasi terbesar dari Timor-Leste," ucap Presiden SBY.

Meskipun dunia terus menghadapi tantangan dalam membangun keharmonisan antarbudaya, agama, dan peradaban, SBY tetap optimistis bahwa melalui upaya berkelanjutan kita dapat mencapai tujuan ini. Suatu ketika di abad ini kita melihat munculnya tren yang positif hati nurani global.

"Nurani global sedang mengakar tidak hanya di New York, London atau Oslo, tetapi juga di Cina, India, Korea, Qatar, Meksiko, Brasil, Afrika Selatan, Indonesia dan banyak negara lain," ujar Presiden.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 19 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 19 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Megawati Serahkan ‘Amicus Curiae’  ke MK, Anies: Menggambarkan Situasi Amat Serius

Megawati Serahkan ‘Amicus Curiae’ ke MK, Anies: Menggambarkan Situasi Amat Serius

Nasional
Megawati Ajukan Amicus Curiae, Airlangga: Kita Tunggu Putusan MK

Megawati Ajukan Amicus Curiae, Airlangga: Kita Tunggu Putusan MK

Nasional
Bupati Sidoarjo Tersangka Dugaan Korupsi, Muhaimin: Kita Bersedih, Jadi Pembelajaran

Bupati Sidoarjo Tersangka Dugaan Korupsi, Muhaimin: Kita Bersedih, Jadi Pembelajaran

Nasional
Airlangga Sebut Koalisi Prabowo Akan Berdiskusi terkait PPP yang Siap Gabung

Airlangga Sebut Koalisi Prabowo Akan Berdiskusi terkait PPP yang Siap Gabung

Nasional
Dikunjungi Cak Imin, Anies Mengaku Bahas Proses di MK

Dikunjungi Cak Imin, Anies Mengaku Bahas Proses di MK

Nasional
AMPI Resmi Deklarasi Dukung Airlangga Hartarto Jadi Ketum Golkar Lagi

AMPI Resmi Deklarasi Dukung Airlangga Hartarto Jadi Ketum Golkar Lagi

Nasional
MK Ungkap Baru Kali Ini Banyak Pihak Ajukan Diri sebagai Amicus Curiae

MK Ungkap Baru Kali Ini Banyak Pihak Ajukan Diri sebagai Amicus Curiae

Nasional
Bappilu PPP Sudah Dibubarkan, Nasib Sandiaga Ditentukan lewat Muktamar

Bappilu PPP Sudah Dibubarkan, Nasib Sandiaga Ditentukan lewat Muktamar

Nasional
Yusril Anggap Barang Bukti Beras Prabowo-Gibran di Sidang MK Tak Buktikan Apa-apa

Yusril Anggap Barang Bukti Beras Prabowo-Gibran di Sidang MK Tak Buktikan Apa-apa

Nasional
Panglima TNI Tegaskan Operasi Teritorial Tetap Dilakukan di Papua

Panglima TNI Tegaskan Operasi Teritorial Tetap Dilakukan di Papua

Nasional
TNI Kembali Pakai Istilah OPM, Pengamat: Cenderung Pakai Pendekatan Operasi Militer dalam Mengatasinya

TNI Kembali Pakai Istilah OPM, Pengamat: Cenderung Pakai Pendekatan Operasi Militer dalam Mengatasinya

Nasional
Tim Hukum Ganjar-Mahfud Tetap Beri Angka Nol untuk Perolehan Suara Prabowo-Gibran

Tim Hukum Ganjar-Mahfud Tetap Beri Angka Nol untuk Perolehan Suara Prabowo-Gibran

Nasional
Soal Bantuan Presiden, Kubu Ganjar-Mahfud: Kalau Itu Transparan, kenapa Tak Diumumkan dari Dulu?

Soal Bantuan Presiden, Kubu Ganjar-Mahfud: Kalau Itu Transparan, kenapa Tak Diumumkan dari Dulu?

Nasional
Minta MK Kabulkan Sengketa Hasil Pilpres, Kubu Anies: Kita Tidak Rela Pemimpin yang Terpilih Curang

Minta MK Kabulkan Sengketa Hasil Pilpres, Kubu Anies: Kita Tidak Rela Pemimpin yang Terpilih Curang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com